Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٦٨٠: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عُمَرَ بْنِ سُلَيْمَانَ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: خَرَجَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ، مِنْ عِنْدِ مَرْوَانَ نِصْفَ النَّهَارِ، قَالَ: قُلْتُ: مَا بَعَثَ إِلَيْهِ هَذِهِ السَّاعَةَ إِلاَّ لِشَيْءٍ سَأَلَهُ عَنْهُ فَسَأَلْتُهُ، فقَالَ: سَأَلَنَا عَنْ أَشْيَاءَ سَمِعْنَاهَا مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَبَلَّغَهُ غَيْرَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ، ثَلاَثٌ لاَ يُغَلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ: إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَمُنَاصَحَةُ وُلاَةِ الأَمْرِ، وَلُزُومُ الْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ، وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا نِيَّتَهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Shahih Ibnu Hibban 680: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Umar bin Sulaiman, ia berkata, aku mendengar Abdur-rahman bin Aban bercerita dari ayahnya, ia berkata, Zaid keluar dari tempat Marwan pada pertengahan hari, ia berkata, aku (Aban) berkata, “Zaid tidak akan datang pada waktu seperti ini kecuali ada sesuatu yang akan ia tanyakan kepada Marwan”. Lalu aku bertanya kepada Marwan, dan ia menjawab, “Zaid datang untuk bertanya kepada kami mengenai berbagai persoalan yang pernah kami dengar dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, 'Allah SWT memberikan kebaikan kepada seseorang yang pernah mendengar sebuah hadis dari kami, kemudian hadits itu tersebut ia sampaikan kepada orang lain. Boleh jadi yang menyampaikannya adalah ahli fikih (agama) kepada orang yang lebih ahli darinya, dan boleh jadi kepada orang tidak ahli fikih (agama). Ada tiga perkara yang —menjadikan— hatinya seorang muslim tidak akan dikhianati: Ikhlash dalam beramal karena mengharapkan keridhaan Allah SWT, Menasihati para penguasa dan selalu berjamaah, maka sesungguhnya doa mereka meliputi sekeliling mereka. Dan, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai niat beramal, maka Allah SWT memisahkan diri dari perkaranya, dan Ia akan menjadikan kefakiran di depan matanya (ia kaya harta namun tidak sadar bahwa ia adalah fakir), dan ia tidak memperoleh sesuatu dari dunia kecuali yang di tetapkan kepadanya. Dan, barangsiapa yang akhirat menjadi niat beramal, maka Allah SWT akan membantu perkaranya, dan Dia menjadikan kekayaan dalam hatinya, serta dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk.”494 3:9
Shahih Ibnu Hibban Nomer 680