بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ ﴿١٠﴾
illā man khaṭifal-khaṭfata fa atba'ahụ syihābun ṡāqib
kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.
Tafsir Surah As-Saffat Ayat: 10
Firman Allahﷻ:
اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ
( tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan). ) (Ash-Shaffat, 37:10)
Yaitu kecuali setan-setan yang hendak mencuri-curi dengar dari pembicaraan para malaikat, kemudian setan itu menyampaikannya kepada setan lain yang ada di bawahnya, lalu disampaikan lagi kepada yang di bawahnya lagi, hingga seterusnya. Dan adakalanya setan yang telah berhasil mencuri dengar itu keburu dihantam oleh bintang yang menyala-nyala sebelum ia sempat menyampaikannya kepada setan yang ada di bawahnya. Adakalanya dia sempat menyampaikan apa yang telah dicuri dengarnya itu berkat takdir Allah, sebelum ia dikejar oleh bintang yang menyala dan yang membakarnya. Maka tugasnya dipegang oleh setan lain yang ada di bawahnya hingga sampailah kepada tukang tenung, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis. Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
اِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهٗ شِهَابٌ ثَاقِبٌ
( tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang. ) (Ash-Shaffat, 37:10)
Makna TSĀQIB ialah terang benderang.
*Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waqi', dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas£ yang mengatakan bahwa dahulu setan-setan mempunyai pos-pos pengintaian di langit untuk mencuri-curi dengar wahyu; dan dahulu bintang-bintang tidak beredar dan setan tidak dilempari. Apabila mereka mendengar wahyu, lalu mereka turun ke bumi dan menambah-nambahinya dengan kedustaan yang banyak. Ketika Rasulullahﷺ telah diutus, maka bila setan duduk di posnya di langit, maka ada bintang menyala-nyala yang mengejarnya. Bintang-bintang itu tidak pernah meleset dan mengenainya serta membakarnya. Lalu setan-setan melaporkan hal tersebut kepada pemimpin mereka, yaitu iblis la natullah. Iblis berkata, "Hal itu tidak lain terjadi karena ada suatu peristiwa yang baru terjadi. Lalu iblis mengirimkan bala tentaranya (untuk menyelidiki hal yang baru itu), maka utusan iblis menjumpai Rasulullahﷺ sedang berdiri mengerjakan salatnya di antara dua Bukit Nakhlah. Waki' mengatakan bahwa, yang dimaksud ialah lembah Nakhlah. Utusan iblis itu kembali kepada pemimpinnya, lalu menceritakan hal itu kepadanya. Maka iblis berkata, "Memang orang inilah yang mengubah keadaan.
*Dan nanti insya Allah akan diketengahkan hadis-hadis berikut asar-asar yang berkaitan dengan makna firman-Nya ini, yaitu pada tafsir firman Allahﷻ yang menceritakan perihal jin, bahwa mereka mengatakan:
وَّاَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاۤءَ فَوَجَدْنٰهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيْدًا وَّشُهُبًا وَّاَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَّسْتَمِعِ الْاٰنَ يَجِدْ لَهٗ شِهَابًا رَّصَدًا وَّاَنَّا لَا نَدْرِيْٓ اَشَرٌّ اُرِيْدَ بِمَنْ فِى الْاَرْضِ اَمْ اَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا
( "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk menembaknya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka mengkehendaki kebaikan bagi mereka. ) (Al-Jin, 72:8-72:10)