بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ ﴿١٠﴾
fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīn
Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,
Tafsir Surah Ad-Dukhan Ayat: 10
*Sulaiman ibnu Mahran alias Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abud Duha alias Muslim ibnu Sabiti, dari Masruq yang mengatakan bahwa kami memasuki masjid Kufah yang terletak di dekat pintu gerbang masuk ke Kindah. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang sedang menceritakan kepada teman-temannya tentang makna firman-Nya: ( hari ketika langit membawa kabut yang nyata. ) (Ad-Dukhan, 44:10) Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan dukhan (kabut) itu? Kabut itu akan datang menjelang hari kiamat, lalu menimpa pendengaran dan penglihatan orang-orang munafik, sedangkan orang-orang mukmin hanya mengalami hal yang seperti pilek saja akibat kabut tersebut.
*Masruq melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menemui Ibnu Mas'ud£ dan menceritakan kepadanya perkataan lelaki itu. Saat itu Ibnu Mas'ud dalam keadaan berbaring, lalu ia terkejut dan duduk, kemudian berkata bahwa sesungguhnya Allahﷻ telah befirman kepada nabi kalian: ( Katakanlah (hai Muhammad), "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. ) (Shad, 38:86) Sesungguhnya termasuk pengetahuan itu ialah bila seseorang mengatakan terhadap apa yang tidak diketahuinya, bahwa hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Aku akan menceritakan hal tersebut kepada kalian. Sesungguhnya orang-orang Quraisy itu ketika menghambat agama Islam dan durhaka kepada Rasulullahﷺ, maka Rasulullahﷺ berdoa untuk memberi pelajaran kepada mereka agar mereka ditimpa paceklik seperti paceklik yang terjadi di masa Nabi Yusuf. Maka mereka pun tertimpa kepayahan dan kelaparan sehingga terpaksa mereka memakan tulang belulang dan bangkai. Dan mereka menengadahkan pandangannya ke langit, maka tiada yang mereka lihat kecuali hanya kabut.
*Menurut riwayat lain, seseorang dari mereka bila melihatkan pandangannya ke langit (mengharapkan hujan), maka dia melihat antara dia dan langit sesuatu yang seperti kabut karena kepayahan yang dialaminya akibat kelaparan. Allahﷻ berfirman: ( Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. ) (Ad-Dukhan, 44:10-44:11) Maka Rasulullahﷺ di datangi dan dikatakan kepadanya, "Ya Rasulullah, mohonkanlah hujan kepada Allah buat Mudar, karena sesungguhnya mereka telah binasa (akibat paceklik ini). Maka Rasulullahﷺ memohon hujan untuk mereka, dan mereka pun diberi hujan, lalu turunlah firman-Nya: ( Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit, sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). ) (Ad-Dukhan, 44:15)
*Ibnu Mas'ud£ mengatakan bahwa lalu azab itu dilenyapkan dari mereka; dan ketika keadaannya sudah pulih menjadi makmur, maka mereka kembali kepada keadaannya yang semula, yaitu mengingkari kebenaran. Lalu Allahﷻ menurunkan firman-Nya: ( (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghancurkan mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. ) (Ad-Dukhan, 44:16)
*Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa hal ini terjadi dalam Perang Badar. Selanjutnya Ibnu Mas'ud£ mengatakan bahwa telah berlalu lima peristiwa, yaitu Dukhan, Rum, Al-Qamar, Al-Batsyah, dan Al-Lizam.
Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain.
*Iman Ahmad meriwayatkan hadis ini di dalam kitab musnadnya, dan hadis ini pada Imam Turmuzi dan Imam Nasa'i tertera pada kitab tafsir masing-masing. Dan Jarir serta Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui berbagai jalur dari Al-A'masy dengan sanad yang semisal.
*Ibnu Mas'ud£ dalam tafsirnya sehubungan dengan ayat ini yang mengatakan bahwa peristiwa Dukhan telah berlalu, sependapat dengan pendapat yang dikemukakan segolongan ulama salaf, seperti Mujahid, Abul Aliyah, Ibrahim An-Nakha'i, Ad-Dahhak dan Atiyyah Al-Aufi pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Musafir, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnul Hassan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman Al-A'raj sehubungan dengan makna firman-Nya. ( Hari ketika langit membawa kabut yang nyata. ) (Ad-Dukhan, 44:10) Bahwa peristiwa ini terjadi pada hari jatuhnya kota Mekah.
Pendapat ini gharib sekali, bahkan munkar.
*Ulama lainnya mengatakan bahwa peristiwa Dukhan masih belum terjadi, bahkan Dukhan merupakan salah satu pertanda hari kiamat, sebagai mana yang disebutkan terdahulu melalui hadis Abu Sarihah alias Huzaifah ibnul Usaid Al-Gifari£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ muncul menuju ke arah kami dari 'Arafah, sedangkan kami saat itu sedang membicarakan tentang hari kiamat. Maka beliau bersabda:
لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتّٰى تَرَوْا عَشْرَ اٰيَاتٍ: طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدُّخَانُ وَالدَّابَّةُ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَخُرُوْجُ عِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَالدَّجَّالُ وَثَلَاثَةُ خُسُوْفٍ: خَسْفٌ بِالْمُشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْرِ عَدَنَ تَسُوْقُ النَّاسَ -اَوْ تَحْشُرُ النَّاسَ-: تَبِيْتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوْا وَتَقِيْلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوْا
( "Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda (yang mengawalinya), yaitu terbitnya matahari dari arah barat, Dukhan (kabut), Dabbah (binatang melata), keluarnya ya-juj dan Ma-juj, munculnya Isa putra Maryam dan Dajjal: terjadinya tiga kali gempa hebat, satu kali gempa di timur, satu kali gempa di Barat, dan satu kali lagi gempa di Jazirah Arabia; dan munculnya api dari daerah pedalaman 'Adn yang menggiring manusia -atau menghimpunkan manusia- api itu ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap, dan ikut istirahat bersama mereka di tempat mereka istirahat. )
*Hadis ini diketengahkan oleh Imam Muslim secara tunggal di dalam kitab sahihnya.
*Dan di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullahﷺ berkata kepada Ibnu Sayyad: "Sesungguhnya aku sekarang menyembunyikan sesuatu terhadapmu Ibnu Sayyad menjawab, "Itu adalah Ad-Dukh, (Belum lagi Ibnu Sayyad merampungkan ucapannya) Rasulullahﷺ memotongnya, "Terhinalah kamu, kamu tidak akan dapat melampaui takdirmu (kedudukanmu). Rasulullahﷺ menyembunyikan terhadapnya firman Allahﷻ: ( Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. ) (Ad-Dukhan, 44:10)
*Di dalam hadis ini terkandung pengertian yang menunjukkan bahwa peristiwa yang dimaksud masih dinanti-nantikan kedatangannya. Ibnu Sayyad mengetahui peristiwa itu melalui cara tenung dan mengatakannya melalui lisan Jin; Jadi jinlah yang mengajarkan kepadanya kalimat itu, karena itulah Ibnu Sayyad mengatakannya bahwa peristiwa tersebut adalah Ad-Dukh, yakni Dukhan. Dan pada saat itu juga Rasulullahﷺ segera mengetahui cara yang dipakai oleh Ibnu Sayyad, bahwa ia memakai cara setan. Maka beliauﷺ segera memotongnya melalui sabdanya: "Terhinalah engkau, engkau tidak akan dapat melampaui kedudukanmu.
*Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Isam ibnu Rawwad ibnul Jarrah, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Abu Sa'id As-Sauri, telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Mu'tamir, dari Rab'i ibnu Hirasy yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Huzaifah ibnul Yaman£ mengatakan bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:
"Sesungguhnya mula-mula pertanda (kiamat) ialah Dajjal, turunnya Isa putra Maryam, api yang keluar dari pedalaman 'Adn, yang tampak jelas; api itu menggiring manusia ke tempat Mahsyar dan ikut istirahat bersama mereka di tempat mereka beristirahat, dan munculnya Dukhan (kabut). Huzaifah£ bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan Dukhan itu? Rasulullahﷺ menjawab dengan membacakan firman-Nya: ( Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. ) (Ad-Dukhan, 44:10-44:11) Kabut tersebut memenuhi semua kawasan yang ada di belahan timur dan belahan barat; tinggal selama empat puluh hari empat puluh malam. Adapun orang mukmin hanya mengalami seperti terserang pilek akibat pengaruh kabut itu. Sedangkan orang kafir mengalami seperti orang yang mabuk; kabut itu keluar dari lubang hidungnya, kedua telinganya, dan dubur (liang anus) nya.
*Ibnu Jarir mengatakan bahwa sekiranya hadis ini sahih, tentulah menjadi dalil yang menyelesaikan perbedaan pendapat dan sesungguhnya ia tidak mau menyaksikan kesahihannya karena Muhammad ibnu Khalaf Al-Asqalani telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Rawwad mengenai hadis ini, "Apakah engkau mendengarnya dari Sufyan Ibnu Rawwad menjawab, "Tidak. Muhammad ibnu Khalaf bertanya lagi, "Apakah engkau membacakan hadis itu terhadapnya ia menjawab, "Tidak. aku bertanya lagi kepadanya "Apakah dibacakan kepadanya hadis ini, sedangkan kamu menghadirinya, lalu ia mengakui hadis itu? Ia menjawab, "Tidak. aku bertanya, "Lalu dari manakah engkau mendapatkan hadis ini? Ibnu Rawwad menjawab, "Suatu kaum datang kepadaku, lalu mereka mengemukakan hadis ini kepadaku, dan mereka mengatakan kepadaku bahwa mereka mendengar hadis ini dariku. Kemudian mereka membacakannya kepadaku, setelah itu mereka pergi dengan membaca hadis ini, dan mereka mengatakan bahwa mereka menceritakannya dariku. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Khalaf Al-Asqalani, atau hal yang semakna dengan kisah ini.
*Ibnu Jarir dalam analisisnya terhadap hadis ini cukup jeli dan baik, karena sesungguhnya dengan sanad seperti ini, berarti hadis ini adalah hadis maudu' (buatan). Dan Ibnu Jarir banyak menyerang dan mengecam konteks-konteks yang telah dikemukakan olehnya (Ibnu Rawwad) di berbagai tempat sehubungan dengan tafsir ini: di dalamnya terdapat banyak hal yang mungkar (diingkari), terlebih lagi dalam tafsir surat Bani Israil dan riwayat mengenai Masjidil Aqsa. Hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.
*Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Auf, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur'ah dari Syuraih ibnu ubaid, dari Abu Malik Al-Asy'ari£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
اِنَّ رَبَّكُمْ اَنْذَرَكُمْ ثَلَاثًا: الدُّخَانَ يَأْخُذُ الْمُؤْمِنَ كَالزُّكْمَةِ وَيَأْخُذُ الْكَافِرَ فَيَنْتَفِخُ حَتّٰى يَخْرُجَ مِنْ كُلِّ مَسْمَعٍ مِنْهُ وَالثَّانِيَةُ الدَّابَّةُ وَالثَّالِثَةُ الدَّجَّالُ
( "Sesungguhnya Tuhan kalian telah memperingatkan tiga perkara kepada kalian, yaitu Dukhan (kabut) yang mengenai orang mukmin seperti penyakit pilek dan mengenai orang kafir yang menjadikannya kembung hingga kabut itu keluar dari semua lubang tubuhnya. Kedua ialah munculnya hewan dan yang ketiga ialah munculnya Dajjal. )
*Diriwayatkan juga oleh At Thabrani dari Hasyim bin Yazid, dari Muhammad bin Ismail bin Ayyas, dengan sanad yang sama, dan Sanad ini Jayyid.
*Ibnu Abi Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah, menceritakan kepada kami Shafwan, menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Khalil dari Al-Hasan, dari Abu Sa'id Al-Khudri£, bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:
يَهِيْجُ الدُّخَانُ بِالنَّاسِ فَاَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَأْخُذُهٗ كَالزُّكْمَةِ وَاَمَّا الْكَافِرُ فَيَنْفُخُهُ حَتّٰى يَخْرُجَ مِنْ كُلِّ مَسْمَعٍ مِنْهُ
( "Dukhan (kabut) mengguncangkan manusia, tetapi bagi orang mukmim hanya mengalami hal seperti penyakit pilek, sedangkan orang kafir menjadi kembung karenanya sehingga kabut keluar dari semua lubang yang ada pada tubuhnya. )
*Sa'id ibnu Abu Arubah meriwayatkan hadis ini dari Qatadah, dari Al-Hasan dari Abu Sa'id Al-Khudri£, secara mauquf. Sa'id ibnu Auf meriwayatkan hal yang semisal dari Al-Hasan.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Saleh ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Haris dari Ali£ yang mengatakan bahwa pertanda (hari kiamat) berupa Dukhan (kabut) masih belum terjadi. Kabut itu mengenai orang mukmin bagaikan penyakit pilek, tetapi orang kafir menjadi kembung karenaya hingga menembusnya.
*Ibnu Jarir meriwayatkan melalui Al-Walid ibnu Jami', dari Abdul Malik ibnul Mugirah, Abdur Rahman ibnus Sulaimani, dari Ibnu Umar£ yang mengatakan bahwa (kelak sebelum kiamat) muncul Dukhan (kabut) dan melanda orang mukmin bagaikan penyakit pilek, dan kabut itu memasuki semua lubang tubuh orang kafir dan orang munafik sehingga seperti kepala yang dipanggang di atas bara yang panas.
*Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'kub telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, dari Ibnu Juraij, dari Abdullah ibnu Abu Mulaikah yang mengatakan bahwa pada suatu hari ia pergi mengunjungi Ibnu Abbas£ Maka Ibnu Abbas berkata, "Tadi malam aku tidak dapat tidur sampai pagi hari. Aku bertanya, "Mengapa? Ibnu Abbas menjawab, "Telah muncul bintang yang berekor, maka aku merasa khawatir bila itu pertanda munculnya Dukhan (kabut), hingga aku tidak dapat tidur semalaman sampai pagi hari.
*Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Sufyan, dari Abdullah ibnu Abu Yazid, dari Abdullah ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas, lalu disebutkan hal yang semisal. Sanad riwayat ini memang sahih sampai kepada Ibnu Abbas£ ulama umat ini dan penerjemah Al-Qur'an.
*Hal yang sama telah dikatakan oleh orang-orang yang sependapat dengan Ibnu Abbas dari kalangan sahabat dan tabiin, juga hadis-hadis marfu' dalam kitab-kitab sahih dan hasan serta hadis lainnya yang diketengahkan oleh mereka. Di dalamnya terkandung dalil yang jelas dan dapat diterima, menyatakan bahwa Dukhan merupakan salah satu pertanda yang masih ditunggu-tunggu kedatangannya. Selain itu pengertian lahiriah ayat sependapat dengan ini, karena Allahﷻ telah berfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ
( Maka tunggulah ketika langit membawa kabut yang nyata. ) (Ad-Dukhan, 44:10)
Yakni kabut yang nyata lagi jelas dapat dilihat oleh setiap orang. Tetapi menurut tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Mas'ud£, sesungguhnya kabut itu hanyalah berasal dari ilusi, yang terlihat oleh mereka akibat kelaparan dan kepayahan yang menimpa mereka. Demikian pula apa yang disebutkan dalam firman berikutnya: