بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَاٰى ﴿١١﴾
mā każabal-fu`ādu mā ra`ā
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
Tafsir Surah An-Najm Ayat: 11
11-12. Firman Allahﷻ:
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَاٰى . اَفَتُمٰرُوْنَهٗ عَلٰى مَا يَرٰى
( Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? ) (An-Najm, 53:11-53:12)
*Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ziad ibnu Husain, dari Abul Aliyah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. ) (An-Najm, 53:11) dan firman Allahﷻ: ( Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain ). (An-Najm, 53:13) Bahwa Muhammadﷺ telah melihat Jibril dalam rupa aslinya sebanyak dua kali.
*Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Sammak dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Hal yang sama dikatakan oleh Abu Saleh dan As-Saddi serta selain keduanya, bahwa Nabiﷺ melihat Jibril dengan pandangan hatinya sebanyak dua kali. Tetapi Ibnu Mas'ud£ dan lain-lainnya berpendapat berbeda menurut riwayat yang bersumber darinya, bahwa dia memutlakkan penglihatan tersebut (yakni tidak mengikatnya dengan pandangan mata hati). Tetapi pendapatnya ini masih dapat ditakwilkan (diikat) dengan pengertian yang membatasinya. Dan mengenai riwayat yang menyebutkan dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Nabiﷺ melihatnya dengan indra matanya, maka sesungguhnya predikat riwayat ini garib, karena tiada suatu riwayat sahih pun mengenainya bersumber dari para sahabat. Dan mengenai pendapat Al-Bagawi di dalam kitab tafsirnya yang mengatakan bahwa segolongan ulama berpendapat bahwa Nabiﷺ melihat Jibril dengan pandangan matanya, maka ini adalah perkataan Anas dan Al-Hasan serta Ikrimah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
*Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr ibnul Minhal ibnu Safwan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Kasir Al-Anbari, dari Salamah ibnu Ja'far, dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, bahwa Muhammadﷺ telah melihat Tuhannya. Aku (Ikrimah) bertanya, "Bukankah Allahﷻ telah berfirman: ( Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan itu. ) (Al-An'am, 6:103)? Maka Ibnu Abbas menjawab, "Celaka kamu, hal itu manakala Allah menampilkan Zat-Nya berikut nur-Nya yang menghijabi-Nya. Dan sesungguhnya dia telah melihat-Nya sebanyak dua kali. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa riwayat ini hasan garib.
*Imam Turmuzi mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas menjumpai Ka'b di Arafah, lalu menanyakan kepadanya sesuatu masalah. Maka Ka'b bertakbir sehingga suaranya menggema, dan Ibnu Abbas berkata, "Kami adalah Bani Hasyim. Ka'b menjawab, "Sesungguhnya Allah telah membagi penglihatan dan Kalam-Nya di antara Muhammad dan Musa. Maka Allahﷻ berbicara kepada Musa sebanyak dua kali dan Muhammad telah melihat-Nya sebanyak dua kali.
*Masruq mengatakan bahwa ia menjumpai Aisyah¥, lalu bertanya kepadanya, "Apakah Muhammad telah melihat Tuhannya? Aisyah¥ menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengucapkan sesuatu yang membuat bulu kudukku berdiri karenanya. Aku mengatakan kepadanya, "Bagaimana dengan ayat ini' lalu aku membaca firman Allahﷻ: ( Sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar. ) (An-Najm, 53:18). Siti Aisyah¥ menjawab, "Di manakah pengertianmu? Sesungguhnya dia itu adalah Jibril, lalu siapakah yang memberitakan kepadamu bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, atau dia telah menyembunyikan sesuatu yang diperintahkan agar disampaikan atau mengetahui lima perkara yang disebutkan di dalam firman-Nya: ( Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, ) (Luqman, 31:34). Maka sesungguhnya dia telah berdusta besar terhadap Allah, tetapi sebenarnya Muhammad hanya melihat Jibril. Dan beliau tidak melihatnya dalam rupa aslinya, melainkan hanya dua kali. Sekali di Sidratil Muntaha dan yang lainnya di Ajyad. Saat itu Jibril menampilkan rupa aslinya dengan enam ratus buah sayapnya hingga memenuhi cakrawala langit.
*Imam Nasa'i mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Hisyam, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Qatadah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Apakah kalian heran bila predikat khullah (kekasih Allah) bagi Ibrahim, dan kalam (diajak bicara) bagi Musa, dan ru-yah (melihat Allah) bagi Muhammadﷺ"
*Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Abu Dzar yang telah mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullahﷺ, "Apakah engkau melihat Tuhanmu? Maka beliauﷺ menjawab: "Hanya nur (cahaya) yang kulihat, lalu mana mungkin aku dapat melihat-Nya. Menurut riwayat lain, jawaban Rasulullahﷺ adalah: "Aku (hanya) melihat cahaya.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, dari Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa para sahabat pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Engkau pernah melihat Tuhanmu? Maka beliauﷺ menjawab: "Aku melihat-Nya dengan pandangan hatiku sebanyak dua kali. Kemudian Rasulullahﷺ membaca firman-Nya: ( Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. ) (An-Najm, 53:11)
*Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dari Ibnu Humaid, dari Mahran, dari Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ka'b, dari sebagian sahabat Nabiﷺ yang menceritakan bahwa kami bertanya, "Wahai Rasulullahﷺ, apakah engkau pernah melihat Tuhanmu? Rasulullahﷺ menjawab: "Aku tidak melihat-Nya dengan mataku, tetapi aku melihat-Nya dengan mata hatiku sebanyak dua kali. Kemudian beliauﷺ membaca firman-Nya: ( Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat (lagi). ) (An-Najm, 53:8)
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Ansari, telah menceritakan kepadaku Abbad ibnu Mansur yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Ikrimah tentang makna firman-Nya: ( Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. ) (An-Najm, 53:11) Maka Ikrimah menjawab, "Apakah engkau ingin agar aku menceritakan kepadamu bahwa beliauﷺ pernah melihat-Nya? Aku menjawab, "Ya. Ikrimah berkata, "Benar, beliau telah melihat-Nya, kemudian melihat-Nya lagi. Abbad ibnu Mansur mengatakan bahwa lalu ia bertanya kepada Al-Hasan tentang masalah ini. Maka Al-Hasan menjawab, bahwa Nabiﷺ pernah melihat Keagungan, Kebesaran, dan Kemuliaan-Nya.
*Telah menceritakan pula kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mujahid, telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Aqdi, telah menceritakan kepada kami Abu Khaldah, dari Abul Aliyah yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah ditanya, "Apakah engkau pernah melihat Tuhanmu? Nabiﷺ menjawab: "Aku melihat sungai, dan aku melihat di balik sungai ada hijab, dan aku melihat di balik hijab ada nur (cahaya); aku tidak melihat selain itu.
Hadis ini garib sekali.
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Qatadah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda: "Aku telah melihat Tuhanku.
*Maka sesungguhnya hadis ini sanadnya dengan syarat sahih, tetapi hadis ini merupakan ringkasan dari hadis Manam (mimpi Nabiﷺ), seperti yang juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad; disebutkan bahwa, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Ayyub dari Abu Qilabah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda: bahwa Tuhannya datang kepadanya dalam penampilan yang terbaik -yakni dalam mimpinya-. Lalu Tuhan berfirman, "Hai Muhammad, tahukah kamu mengapa mala'ul a'la (para malaikat penghuni langit) berselisih? Aku (Nabiﷺ) menjawab, "Tidak. Lalu Allah meletakkan tangan -Nya di antara kedua tulang belikatku, hingga aku merasakan kesejukannya menembus sampai kepada kedua susuku, atau leherku, maka sejak itu aku mengetahui semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Kemudian Allahﷻ berfirman, "Hai Muhammad, tahukah kamu, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala'ul a'la? Aku menjawab, "Ya, mereka berselisih tentang kafarat-kafarat dan derajat-derajat. Allahﷻ berfirman, "Hai Muhammad, apakah kafarat itu? Aku menjawab, "Diam di masjid seusai menunaikan tiap-tiap salat (fardu), berjalan melangkahkan kaki menuju ke tempat-tempat salat berjamaah, dan menyempurnakan wudu di saat-saat yang tidak disukai. Barang siapa yang mengerjakan hal tersebut, niscaya hidup dengan baik dan mati dengan baik, sedangkan mengenai dosa-dosanya (diampuni hingga) seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. Allahﷻ berfirman, "Hai Muhammad, apabila engkau salat, ucapkanlah doa ini, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau kekuatan untuk mengerjakan amal-amal kebaikan dan menghindari kemungkaran-kemungkaran dan menyukai orang-orang miskin. Dan apabila Engkau hendak menimpakan cobaan kepada hamba-hamba-Mu, cabutlah aku kembali ke sisi-Mu dalam keadaan tidak terkena cobaan'. Nabiﷺ bersabda, "Dan derajat-derajat itu ialah memberi makan (kaum fakir miskin), menyebarkan salam, dan mengerjakan salat di malam hari di saat manusia tenggelam dalam tidurnya.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Mu'az dalam tafsir surat Sad.
*Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini melalui jalur lain dari Ibnu Abbas dengan teks yang berbeda dan disertai tambahan yang garib. Untuk itu Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Isa At-Tamimi, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Umar Ibnu Sayyar, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Sa'id ibnu Zurabi, dari Umar ibnu Sulaiman, dari Ata, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Nabiﷺ pernah bersabda, "Aku pernah melihat Tuhanku dalam penampilan yang terbaik, lalu Dia berfirman kepadaku, 'Hai Muhammad, tahukah kamu apakah yang diperselisihkan oleh al-mala'ul a'la? Aku menjawab, 'Tidak, wahai Tuhanku,' lalu Dia meletakkan tangan -Nya di antara kedua tulang belikatku, maka aku merasakan kesejukannya menembus sampai ke susuku (dadaku), dan aku mengetahui semua yang terjadi di langit dan yang di bumi. Lalu aku berkata, 'Ya Tuhanku, mereka berselisih tentang derajat-derajat dan kafarat-kafarat; melangkahkan kaki menuju ke salat Jumat, dan menunggu datangnya waktu salat lain sesudah menunaikan salat.' Aku berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai khalil (kekasih)-Mu, dan Engkau telah berbicara langsung kepada Musa, dan Engkau telah melakukan anu dan anu.' Maka Allahﷻ menjawab, 'Bukankah Aku telah melapangkan dadamu, bukankah Aku telah menghapus semua dosamu, dan bukankah Aku telah melakukan anu untukmu dan bukankah Aku telah melakukan anu untukmu?' Lalu Allahﷻ membukakan bagiku banyak hal yang Dia tidak memberi izin kepadaku menceritakannya kepada kalian.
*Ibnu Abbas mengatakan bahwa itulah yang dimaksud oleh firman Allahﷻ dalam Kitab-Nya yang mengatakan: ( Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. ) (An-Najm, 53:8 sampai 53:11) Maka Dia menjadikan cahaya penglihatanku ke dalam hatiku, dan aku melihat-Nya dengan hatiku.
Tetapi hadis ini daif.
*Al-Hafiz ibnu Asakir telah meriwayatkan berikut sanadnya sampai kepada Hubar ibnul Aswad£, bahwa Atabah ibnu Abu Lahab ketika berangkat menuju negeri Syam dalam misi dagangnya, sebelumnya ia mengatakan kepada penduduk Mekah, "Ketahuilah, bahwa aku tidak percaya dengan malaikat yang mendekat, lalu bertambah dekat lagi. Kemudian perkataannya itu sampai terdengar oleh Rasulullahﷺ, maka beliau bersabda, "Allah akan melepaskan salah seekor dari singa-singa-Nya untuk menyerangnya. Hubar mengatakan bahwa ia ada bersama kafilah yang menuju ke negeri Syam itu, lalu kami beristirahat di suatu tempat yang terkenal banyak singanya. Hubar menceritakan bahwa ia benar-benar melihat ada seekor singa yang datang, kemudian singa itu mengendus kepala tiap-tiap orang dari kaum seorang demi seorang, hingga sampailah pada Atabah, lalu ia langsung menyambar kepalanya di antara mereka.
*Ibnu Ishaq dan lain-lainnya menyebutkan di dalam kitab Sirah, bahwa peristiwa itu terjadi di Az-Zarqa, dan menurut pendapat yang lain di As-Surrah. Disebutkan bahwa malam itu Atabah dicekam oleh rasa takut, lalu mereka menempatkan Atabah di tengah-tengah di antara mereka; mereka tidur di sekelilingnya. Lalu datanglah seekor singa dan mengaum, kemudian melangkahi mereka semua menuju ke tempat Atabah dan langsung menyambar kepalanya.