Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 15

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 15

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ﴿١٥

allāhu yastahzi`u bihim wa yamudduhum fī ṭugyānihim ya'mahụn

Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 15
Firman Allahﷻ:

اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ
( Allah akan (membalas) olok-olokan mereka ) (Al-Baqarah, 2:15)

*Hal tersebut merupakan jawaban semata, karena sesungguhnya Allah tidak melakukan makar dan tidak pula ejekan. Dengan kata lain, makna yang dimaksud ialah bahwa makar dan tipu daya mereka itu justru menimpa diri mereka sendiri (barang siapa menggali lubang, dia sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya).

Ulama lainnya mengatakan bahwa firman-Nya: ( Sesungguhnya kami hanyalah berolok-olok. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka. ) (Al-Baqarah, 2:14-2:15)

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
( Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. ) (An-Nisa, 4:142)

فَيَسْخَرُوْنَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْ
( maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka, ) (At-Taubah, 9:79)

نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ
( Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). ) (At-Taubah, 9:67)

*Demikian pula ayat-ayat lainnya yang semakna, semuanya merupakan berita dari Allahﷻ bahwa Dia pasti akan memberikan balasan terhadap mereka dengan balas memperolok-olokkan dan menyiksa mereka dengan siksaan tipuan, sebagaimana tipuan yang telah mereka lakukan. Kemudian berita mengenai balasan Allah dan siksaan-Nya kepada mereka diungkapkan dengan gaya bahasa yang sama dengan perbuatan mereka yang menyebabkan mereka berhak mendapat siksaan-Nya, hanya dari segi lafaznya saja, tetapi maknanya berbeda. Perihalnya sama dengan makna yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ
( Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. ) (Asy-Syura, 42:40)

فَمَنِ اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوْا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدٰى عَلَيْكُمْ
( Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kalian, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kalian. ) (Al-Baqarah, 2:194)

*Makna pertama mengandung pengertian perbuatan aniaya, sedangkan makna yang kedua mengandung pengertian keadilan. Lafaz yang dipakai pada keduanya sama, tetapi makna yang dimaksud berbeda; berdasarkan pengertian inilah semua makna yang sejenis di dalam Al-Qur'an diartikan dengan pengertian seperti ini.

*Ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama lainnya mengatakan, sesungguhnya makna yang dimaksud ialah bahwa Allah memberitakan perihal orang-orang munafik; apabila mereka berkumpul dengan pemimpin-pemimpinnya, mereka mengatakan, Sesungguhnya kami sependirian dengan kalian dalam mendustakan Muhammad dan apa yang didatangkannya. Sesungguhnya kata-kata yang kami ucapkan dan sikap yang kami perlihatkan kepada mereka hanyalah mengolok-olokkan mereka. Maka Allahﷻ memberitahukan bahwa Dia membalas mengolok-olok mereka. Untuk itu, Allah menampakkan kepada mereka sebagian dari hukum-hukum-Nya di dunia, yaitu darah mereka terpelihara, begitu pula harta benda mereka, padahal hal itu kebalikan dari apa yang akan terjadi pada diri mereka kelak di hari kemudian di sisi-Nya, yaitu azab dan siksaan.

*Kemudian Ibnu Jarir mengemukakan alasan dukungannya terhadap pendapat ini, mengingat tipu daya, makar, dan olok-olokan secara main-main dan tidak ada gunanya merupakan hal yang mustahil akan dilakukan oleh Allahﷻ menurut kesepakatan semua. Bila hal tersebut diartikan sebagai pembalasan dan ganjaran-ganjaran yang setimpal secara adil, dapatlah dimengerti.

*Ibnu Jarir mengatakan, ada sebuah riwayat yang sependapat dengan apa yang telah kami katakan, diketengahkan dari Ibnu Abbas. Di dalam riwayat ini disebutkan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Usman, telah menceritakan kepada kami Bisyr, dari Abu Rauq, dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: ( Allah akan (membalas) olok-olokan mereka, ) (Al-Baqarah, 2:15), artinya Allah memperolok-olok mereka sebagai pembalasan-Nya terhadap tindakan mereka.

*******
Firman Allahﷻ:

وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
( dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. ) (Al-Baqarah, 2:15)

*Menurut As-Saddi, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat Nabiﷺ, YAMUDDUHUM artinya Allah membiarkan mereka.

*Mujahid mengatakan bahwa makna YAMUDDUHUM ialah menambahkan kepada mereka, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّالٍ وَّبَنِيْنَ۝ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْرٰتِ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ۝
( Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan kepada mereka! Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. ) (Al-Mu'minun, 23:55-23:56)

Dan firman Allahﷻ:

سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ
( Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui. ) (Al-A'raf, 7:182)

*Sebagian ulama mengatakan bahwa setiap kali mereka melakukan dosa yang baru, maka Allah memberikan kepada mereka nikmat yang baru. Tetapi pada hakikatnya hal itu merupakan azab, sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam ayat lain:

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ۝ فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ۝
( Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ) (Al-An'am, 6:44-6:45)

*Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang benar ialah Kami menambahkan kepada mereka, dengan pengertian membiarkan dan memperturutkan mereka di dalam kesombongan dan pembangkangannya, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
( Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat. ) (Al-An'am, 6:110)

*ATH-THUGYĀN artinya melampaui batas dalam suatu hal, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

اِنَّا لَمَّا طَغَا الْمَاۤءُ حَمَلْنٰكُمْ فِى الْجَارِيَةِ
( Sesungguhnya Kami tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kalian ke dalam bahtera. ) (Al-Haqqah, 69:11)

*Ad-Dahhak mengatakan dari Ibnu Abbas bahwa ( mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. ) (Al-Baqarah, 2:15) artinya di dalam kekufurannya mereka terombang-ambing. Hal yang sama ditafsirkan pula oleh As-Saddi berikut sanadnya dari para sahabat. Hal yang sama dikatakan oleh Abul Aliyah, Qatadah, Ar-Rabi' ibnu Anas, Mujahid, Abu Malik, dan Abdur Rahman ibnu Zaid, bahwa mereka terombang-ambing di dalam kekufuran dan kesesatan.

*Ibnu Jarir mengatakan lafaz AL-'AMAH artinya sesat, dikatakan 'amiha fulaanun, ya'mahu, 'amahan, dan 'amuhan artinya si fulan telah tersesat. Ibnu Jarir mengatakan, makna ( mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. ) (Al-Baqarah, 2:15) artinya ialah di dalam kekufuran dan kesesatan yang menggelimangi dan menutupi diri mereka karena perbuatan kotor dan najis, mereka terombang-ambing dalam kebingungan dan kesesatan; mereka tidak akan dapat menemukan jalan keluar, karena Allahﷻ telah mengunci mati hati mereka dan mengelaknya serta membutakan pandangan hati mereka dari jalan hidayah, hingga tertutup pandangan mereka, tidak dapat melihat petunjuk, tidak dapat pula mengetahui jalannya.

*Sebagian ulama mengatakan bahwa AL-'AMA (buta) khusus bagi buta mata, sedangkan AL-'AMAH khusus bagi buta hati; tetapi adakalanya lafaz AL-'AMA dipakai untuk pengertian buta hati, seperti yang terdapat di dalam firman-Nya:

فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ
( Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. ) (Al-Hajj, 22:46)

*Dikatakan ( 'amihar rajulu ) artinya lelaki itu pergi tanpa mengetahui tujuan. Bentuk mudari'-nya ya'mahu, bentuk isim fa'il-nya ( 'amihun ) dan ( 'āmihun ) bentuk jamaknya ( 'amahun, ) sedangkan bentuk masdarnya ialah ( 'amūhan. ) Dikatakan ( zahabat ibiluhul 'amhā-u ) jika untanya tidak diketahui ke mana perginya.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar