Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Hijr Ayat 16

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Hijr Ayat 16

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّزَيَّنّٰهَا لِلنّٰظِرِيْنَۙ ﴿١٦

wa laqad ja'alnā fis-samā`i burụjaw wa zayyannāhā lin-nāẓirīn

Dan sungguh, Kami telah menciptakan gugusan bintang di langit dan men-jadikannya terasa indah bagi orang yang memandang(nya),


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Hijr Ayat: 16
*( 16-18. ) Allahﷻ menyebutkan tentang langit yang diciptakan-Nya, yang sangat tinggi disertai dengan bintang-bintang yang menghiasinya, baik yang tetap maupun yang beredar. Hal tersebut dapat dijadikan tanda-tanda yang jelas menunjukkan kekuasaan-Nya bagi orang yang merenungkannya dan menggunakan akal pikirannya dalam menganalisis keajaiban-keajaiban alam yang sangat mengagumkan itu dan membuat terpesona orang yang memandangnya.

*Karena itulah Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan AL-BURŪJ dalam ayat ini ialah bintang-bintang.

*Menurut kami (penulis), makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allahﷻ dalam firman-Nya:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِى السَّمَاۤءِ بُرُوْجًا وَّجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَّقَمَرًا مُّنِيْرًا
( Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. ) (Al-Furqan, 25:61)

*Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa AL-BURŪJ artinya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi matahari dan bulan.

*Atiyyah Al-Aufi mengatakan bahwa AL-BURŪJ dalam ayat ini artinya gedung-gedung yang di dalamnya ada penjaganya. Dan dijadikanlah bintang-bintang meteor sebagai penjaganya dari gangguan setan-setan yang jahat, agar setan-setan tidak dapat mencuri dengar percakapan para malaikat yang ada di langit. Maka barang siapa di antara setan-setan membangkang dan berani berbuat mencuri dengar, maka dia akan dilempar oleh bintang yang menyala terang itu hingga membinasakannya. Akan tetapi, adakalanya setan telah menyampaikan pembicaraan yang telah didengarnya itu kepada setan yang ada di bawahnya sebelum ia dikenai oleh bintang yang menyala. Lalu setan yang menerimanya itu menyampaikannya kepada setan lainnya yang ada di bawahnya, kemudian ia menyampaikannya kepada kekasihnya, seperti yang disebutkan dengan jelas dalam hadis sahih.

*Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Bukhari mengatakan telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Ikrimah, dari Abu Hurairah yang menyampaikannya dari Nabiﷺ, bahwa Nabiﷺ pernah bersabda:

اِذَا قَضَى اللّٰهُ الْاَمْرَ فِى السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِاَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهٖ كَاَنَّهٗ سِلْسِلَةٌ عَلٰى صَفْوَانٍ
( "Apabila Allah memutuskan urusan di langit, malaikat mengepakkan sayapnya karena tunduk patuh kepada firman-Nya. (yang bunyinya) seakan-akan seperti suara rantai (yang dijatuhkan) di atas batu yang licin (berbunyi gemerincing). )

*Ali dan lain-lainnya mengatakan bahwa seakan-akan suaranya seperti suara rantai yang jatuh di atas batu yang licin dan menembusnya karena wibawa dan pengaruh firman Allah kepada mereka. Manakala para malaikat terkejut dan takut, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian? Maka mereka berkata kepada malaikat yang bertanya, "Sesungguhnya apa yang difirmankan oleh-Nya adalah hak belaka. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.

*Maka percakapan mereka didengar oleh setan yang mencuri dengar. Setan-setan yang mencuri dengar itu -menurut yang digambarkan dan diperagakan oleh sufyan dengan tangannya seraya membuka semua jari tangannya yang kanan dan menegakkannya serta menyusunnya yang satu di atas yang lainnya- satu sama lainnya saling mengusung. Adakalanya bintang yang membakar itu mengenai setan yang mencuri dengar percakapan para malaikat, sebelum setan menyampaikannya kepada teman yang ada di bawahnya. Adakalanya setan sempat menyampaikan hasil curi dengarnya itu kepada teman yang dibawahnya sebelum ia terkena oleh bintang yang membakar. Kemudian temannya itu meneruskannya sampai kepada setan yang ada di bumi.

*Adakalanya Sufyan mengatakan, "Hingga sampai di bumi, lalu dilemparkan ke dalam mulut penyihir atau tukang tenung (tukang ramal); setan memasukkannya disertai dengan seratus kali dusta, maka tukang sihir itu percaya. Dan para tukang sihir dan tukang tenung itu mengatakan, 'Bukankah kita telah diberi tahu bahwa hari anu akan terjadi peristiwa anu dan anu, dan ternyata kami menjumpainya benar sesuai dengan berita yang dicuri dengar dari langit.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar