بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَقَالُوْا رَبَّنَا عَجِّلْ لَّنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ ﴿١٦﴾
wa qālụ rabbanā 'ajjil lanā qiṭṭanā qabla yaumil-ḥisāb
Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, segerakanlah azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari perhitungan.”
Tafsir Surah Sad Ayat: 16
*Hal ini merupakan ungkapan rasa tidak percaya kaum musyrik tehadap azab yang dijanjikan oleh Allah buat mereka, karenanya mereka meminta agar siksaan itu disegerakan bagi mereka. Lafaz QITHTHAN (Shad, 38:16) artinya ketetapan, menurut pendapat yang lain artinya bagian.
*Ibnu Abbas£, Mujahid, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang menyebutkan bahwa mereka meminta agar azab disegerakan bagi mereka.
*Qatadah menambahkan, bahwa semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya.
اللهم اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
( Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah azab yang pedih. ) (Al-Anfal, 8:32)
*Menurut pendapat lain, mereka memita agar bagian dari surga disegerakan buat mereka, jika surga itu memang ada, agar mereka dapat merasakannya di dunia. Sesungguhnya hal ini diungkapkan oleh mereka hanyalah sebagai reaksi dari ketidakpercayaan mereka terhadapnya, dan bahwa itu mustahil terjadi.
*Ibnu Jarir mengatakan bahwa mereka meminta agar kebaikan atau keburukan yang berhak mereka terima disegerakan di dunia ini. Pendapat yang dikemukakannya cukup baik, dan berkisar pada pengertian inilah apa yang diikatakan oleh Ad-Dahhak dan Ismail ibnu Abu Khalid. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.