Tafsir Al-Qur'an Surah Ta Ha Ayat 20

Tafsir Al-Qur'an Surah Ta Ha Ayat 20

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى ﴿٢٠

fa alqāhā fa iżā hiya ḥayyatun tas'ā

Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Ta Ha Ayat: 20
Firman Allahﷻ:

فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى
( Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. ) (Tha Ha, 20:20)

Yakni seketika itu juga tongkatnya berubah menjadi ular yang sangat besar lagi panjang dan dapat merayap dengan gerakan yang sangat cepat. Dan tiba-tiba tongkat itu bergerak dan berubah ujudnya menjadi ular yang sangat cepat gerakannya, tetapi tidaklah sebesar yang disebutkan sebelumnya. Singkatnya dalam ayat ini disebutkan ular itu besar, sedangkan dalam ayat lain disebutkan sangat cepat gerakannya.

TA'SĀ, artinya merayap dan bergerak.

*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdah, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Jami', telah menceritakan kepada kami Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Lalu dilemparkannya tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. ) (Tha Ha, 20:20) Sebelum peristiwa itu tongkat tersebut tidak pernah berubah ujud menjadi ular bila dilemparkan; lalu ular itu melewati pohon, maka ia langsung memakannya; dan melewati batu besar, lalu ia memakannya pula, sehingga Musa mendengar suara batu besar masuk ke dalam perut ular itu, karena itu maka Musa lari ketakutan. Kemudian Musa diseru, "Hai Musa, ambillah ular itu! Musa tidak mau mengambilnya karena takut. Lalu diseru lagi untuk kedua kalinya seraya mengatakan kepadanya, "Hai Musa, ambillah, janganlah kamu takut. Kemudian dalam seruan yang ketiga kalinya disebutkan, "Engkau termasuk orang-orang yang aman. Maka barulah Musa mau mengambilnya (dan ular itu berubah ujud seperti semula, yaitu tongkatnya).

*Wahb ibnu Munabbih telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Lalu dilemparkannya tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. ) (Tha Ha, 20:20) Maka Musa melemparkannya ke tanah. Ketika pandangan matanya tertuju kepada tongkat itu, tiba-tiba ia menjumpainya telah berubah ujud menjadi ular yang sangat besar yang baru ia lihat. Ular itu merayap seakan-akan sedang mencari sesuatu yang hendak diterkamnya. Ular itu melewati sebuah batu besar yang besarnya sama dengan unta yang paling besar, maka ia menelannya sekali telan. Dan salah satu dari taringnya ia tancapkan ke sebuah pohon yang besar, lalu pohon itu dicabutnya. Kedua mata ular itu menyala bagaikan api, sedangkan cabang yang ada pada ujung tongkatnya itu berubah ujudnya menjadi mulut ular yang menyemburkan api. Besarnya sama dengan sebuah sumur yang sangat lebar, di dalamnya dipenuhi dengan gigi taring dan gigi kunyah, sedangkan dari mulut ular itu terdengar suara desisan yang sangat keras. Ketika Musa menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan itu, ia lari tanpa menoleh ke belakang. Musa pergi jauh hingga ia merasa bahwa ular itu tidak akan mengejarnya. Musa ingat kepada Tuhannya, maka ia berdiri dengan rasa malu kepada-Nya. Kemudian ia diseru, "Hai Musa, kembalilah kamu ke tempat semula, maka kembalilah Musa dengan hati yang masih dipenuhi oleh rasa takut. Lalu dikatakan kepadanya: dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula. (Tha Ha, 20:21) Saat itu Musa memakai baju lapis yang terbuat dari kain wol (bulu). Maka tatkala ia diperintahkan untuk memegang ular itu, ia melilitkan baju wolnya itu ke tangannya, tetapi malaikat berkata kepadanya, "Hai Musa, bagaimanakah menurutmu jika Allah mengizinkan terjadinya hal yang kamu hindari itu, apakah kain bajumu itu dapat memberikan sesuatu manfaat kepadamu? Musa menjawab, "Tentu tidak, tetapi saya adalah makhluk yang lemah dan diciptakan dari sesuatu yang lemah. Akhirnya Musa melepaskan bajunya dari tangannya dan meletakkan tangannya ke mulut ular itu sehingga ia mendengar desisan yang keluar dari mulut ular dan merasa taring yang dipegangnya. Tiba-tiba dengan serta-merta ular itu menjadi tongkat seperti keadaan semula. Dan tiba-tiba tangannya berada pada posisi semula sewaktu ia memegangkan tangannya pada tongkatnya, yaitu pada kedua cabangnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: ( Peganglah ia. ) (Tha Ha, 20:21) Yakni dengan tangan kananmu.

سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى
( Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula. ) (Tha Ha, 20:21)

Yakni kepada keadaan semula yang biasa kamu kenal sebagai tongkat.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar