Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Lail Ayat 21

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Lail Ayat 21

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَلَسَوْفَ يَرْضٰى ﴿٢١

wa lasaufa yarḍā

Dan niscaya kelak dia akan mendapat kesenangan (yang sempurna).


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Lail Ayat: 21
*Artinya, orang yang menyandang sifat-sifat ini niscaya akan mendapat kepuasan. Banyak kalangan ulama tafsir menyebutkan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar As-siddiq£ sehingga sebagian dari mereka ada yang meriwayatkannya sebagai suatu kesepakatan di kalangan ulama tafsir.

*Dan memang tidak diragukan lagi dia termasuk ke dalamnya. sebagaimana termasuk pula ke dalam pengertiannya seluruh umat ini bila ditinjau dari pengertian umumnya, mengingat lafaznya memakai lafaz yang mengandung pengertian umum, yaitu firman Allahﷻ:

وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَى. الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰى. وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰٓى
( Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, (yaitu orang) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan dirinya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanyayang harus dibalasnya. ) (Al-Lail, 92:17-92:19)

*Akan tetapi, Abu Bakar£ merupakan orang yang diprioritaskan dari kalangan umat ini, dan dia adalah pendahulu mereka dalam menyandang sifat-sifat ini dan sifat-sifat terpuji lainnya. Dia adalah seorang yang berpredikat siddiq, bertakwa, mulia, lagi dermawan, banyak membelanjakan hartanya di jalan ketaatan kepada Allahﷻ dan menolong Rasul-Nya.

*Berapa banyak uang dinar dan dirham yang telah dibelanjakan Abu Bakar demi mengharapkan rida Tuhannya Yang Mahamulia, padahal tiada seorang pun yang berjasa baginya hingga perlu untuk ia balas jasanya itu dengan imbalan pemberian. Bahkan kemurahan dan kebaikannya juga menyentuh para pemimpin, dan orang-orang yang terhormat dari kalangan berbagai kabilah.

*Karena itulah Urwah ibnu Mas'ud pemimpin Bani Saqif ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah mengatakan kepada Abu Bakar, "Ingatlah, demi Allah, seandainya saja aku tidak teringat akan jasamu padaku yang masih belum terbalaskan, tentulah aku akan meladenimu, tersebutlah bahwa Abu Bakar£ bersikap kasar terhadapnya dalam menyambutnya. Untuk itu apabila keadaan Abu Bakar sangat disegani di kalangan para penghulu orang Arab dan para pemimpinnya, maka terlebih lagi orang-orang yang selain mereka, lebih segan kepadanya karena kebaikan dan kedermawanannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰٓى. اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰى
( Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi. ) (Al-Lail, 92:19-92:20)

*Di dalam hadis sahihain disebutkan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

مَنْ اَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ دَعَتْهُ خَزَنَةُ الْجَنَّةِ. يَا عَبْدَ اللّٰهِ هَذَا خَيْرٌ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ مَا عَلٰى مَنْ يُدْعٰى مِنْهَا ضَرُوْرَةٌ فَهَلْ يُدْعٰى مِنْهَا كُلِّهَا اَحَدٌ. قَالَ نَعَمْ وَاَرْجُوْ اَنْ تَكُوْنَ مِنْهُمْ
( "Barang siapa yang membelanjakan sepasang barang dijalan Allah, maka para malaikat penjaga surga memanggilnya, "Hai hamba Allah, inilah yang baik. ) Maka Abu bakar bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah merupakan suatu keharusan bagi seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari pintunya, dan apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu surga (untuk memasukinya)? Rasulullahﷺ menjawab: ( "Ya ada, dan aku berharap semoga engkau termasuk seseorang dari mereka (yang dipanggil masuk surga dari semua pintunya). )


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar