Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Kahf Ayat 26

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Kahf Ayat 26

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


قُلِ اللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوْا ۚ لَهٗ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَبْصِرْ بِهٖ وَاَسْمِعْۗ مَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّۗ وَلَا يُشْرِكُ فِيْ حُكْمِهٖٓ اَحَدًا ﴿٢٦

qulillāhu a'lamu bimā labiṡụ, lahụ gaibus-samāwāti wal-arḍ, abṣir bihī wa asmi', mā lahum min dụnihī miw waliyy, wa lā yusyriku fī ḥukmihī aḥadā

Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan.”


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Kahf Ayat: 26
Firman Allahﷻ:

قُلِ اللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوْا
( Katakanlah, "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua). ) (Al-Kahfi, 18:26)

*Apabila kamu ditanya mengenai berapa lamanya mereka tinggal di gua, sedangkan kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya dan tidak ada pula petunjuk dari Allahﷻ yang menerangkannya kepadamu, maka janganlah kamu memberikan suatu tanggapan pun, melainkan katakanlah dalam hal semisal itu:

اللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوْا لَهٗ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ
( Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. ) (Al-Kahfi, 18:26)

*Dengan kata lain, tidak ada yang mengetahui hal itu kecuali Dia dan orang yang diberitahu oleh-Nya dari kalangan makhluk-Nya. Apa yang telah kami kemukakan sehubungan dengan tafsir ayat ini dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir, seperti Mujahid dan lain-lainnya dari kalangan ulama salaf dan khalaf.

*Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun. ) (Al-Kahfi, 18:25), hingga akhir ayat. Bahwa hal ini menyitir apa yang dikatakan oleh kaum Ahli Kitab, kemudian dijawab oleh Allahﷻ melalui firman-Nya: ( Katakanlah, "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua). ) (Al-Kahfi, 18:26)

*Qatadah mengatakan bahwa menurut qiraat Abdullah ibnu Mas'ud disebut ( qālū ) (mereka mengatakan), bukannya ( qul ) (katakanlah!), maksudnya ialah perkataan tersebut dikatakan oleh orang-orang. Demikianlah menurut pendapat Qatadah dan Mutarrif ibnu Abdullah.

*Akan tetapi, apa yang dikatakan oleh Qatadah ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena sesungguhnya menurut berita yang ada di tangan orang-orang Ahli Kitab, ashabul kahfi tinggal selama tiga ratus tahun tanpa tambahan sembilan tahun, menurut perhitungan tahun syamsiyyah, sekalipun Allah telah menceritakan pendapat mereka melalui firman-Nya: ( dan ditambah sembilan tahun. ) (Al-Kahfi, 18:25)

*Menurut makna lahiriah, sesungguhnya hal ini hanyalah pemberitaan dari Allah, bukan mengisahkan ucapan mereka. Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Adapun riwayat Qatadah dan qiraat Ibnu Mas'ud bersifat munqati', kemudian riwayat tersebut berpredikat sya'z (menyendiri) bila dibandingkan dengan qiraat jumhur ulama, karenanya qiraat Ibnu Mas'ud tidak dapat dijadikan pegangan sebagai hujah.

*******
Firman Allahﷻ:

اَبْصِرْ بِهٖ وَاَسْمِعْ
( Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. ) (Al-Kahfi, 18:26)

Yakni sesungguhnya Allah benar-benar Maha Melihat lagi Maha Mendengar tentang mereka.

*Ibnu Jarir mengatakan bahwa ungkapan ini merupakan ungkapan pujian yang maksimal. Seakan-akan dikatakan bahwa alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. Dengan kata lain, takwil kalimat adalah sebagai berikut: Alangkah terang penglihatan Allah kepada semua yang ada, dan alangkah tajam pendengaran Allah terhadap semua yang didengar, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya dari hal tersebut.

*Kemudian diriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. ) (Al-Kahfi, 18:26) Maka tidak ada seorang pun yang lebih melihat daripada Allah, dan tidak ada pula seorang pun yang lebih mendengar daripada-Nya.

*Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. ) (Al-Kahfi, 18:26) Allah melihat semua perbuatan mereka dan mendengar hal tersebut dari mereka dengan pendengaran yang disertai dengan penglihatan.

*******
Firman Allahﷻ:

مَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِيْ حُكْمِهٖٓ اَحَدًا
( tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan. ) (Al-Kahfi, 18:26)

Yakni sesungguhnya Allahﷻ itu, Dialah Yang menciptakan dan Yang menentukan keputusan; tiada yang mempertanyakan tentang keputusan-Nya, tiada pembantu, tiada penolong, tiada sekutu, dan tiada penasihat bagi-Nya. Mahatinggi lagi Mahasuci Dia.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar