بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يٰقَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِيْنَ فِى الْاَرْضِۖ فَمَنْ يَّنْصُرُنَا مِنْۢ بَأْسِ اللّٰهِ اِنْ جَاۤءَنَا ۗقَالَ فِرْعَوْنُ مَآ اُرِيْكُمْ اِلَّا مَآ اَرٰى وَمَآ اَهْدِيْكُمْ اِلَّا سَبِيْلَ الرَّشَادِ ﴿٢٩﴾
yā qaumi lakumul-mulkul-yauma ẓāhirīna fil-arḍi fa may yanṣurunā mim ba`sillāhi in jā`anā, qāla fir'aunu mā urīkum illā mā arā wa mā ahdīkum illā sabīlar-rasyād
Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi, tetapi siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu) menimpa kita?” Fir‘aun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik; dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar.”
Tafsir Surah Al-Mu’min Ayat: 29
*Laki-laki yang beriman dari kalangan keluarga Fir'aun itu melanjutkan perkataannya seraya memperingatkan kaumnya akan lenyapnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka dan datangnya azab Allah atas mereka:
يٰقَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِيْنَ فِى الْاَرْضِ
( Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. ) (Ghafir, 40:29)
Yakni sesungguhnya Allahﷻ telah memberikan nikmat kepada kalian dengan kerajaan ini dan kekuasaan di muka bumi, pengaruh yang luas dan kedudukan yang tinggi, maka peliharalah nikmat ini dengan bersyukur kepada Allah dan membenarkan utusan-Nya, dan takutlah kepada azab Allah jika kalian mendustakan utusan-Nya.
فَمَنْ يَّنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللّٰهِ اِنْ جَاۤءَنَا
( Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita! ) (Ghafir, 40:29)
Yakni tiada gunanya bagi kalian bala tentara kalian yang banyak ini, dan tiada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kita dari azab Allah jika Dia menghendaki keburukan bagi kita.
قَالَ فِرْعَوْنُ
( Fir'aun berkata. ) (Ghafir, 40:29) kepada kaumnya, menjawab saran yang dikemukakan oleh laki-laki mukmin yang saleh lagi berbakti, yang sebenarnya dialah yang lebih berhak untuk menjadi Raja Mesir daripada Fir'aun.
مَآ اُرِيْكُمْ اِلَّا مَآ اَرٰى
( Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik. ) (Ghafir, 40:29)
Yakni tiada lain yang kukatakan kepada kalian hanyalah sebagai saran dariku menurut pandangan terbaikku. Padahal dustalah Fir'aun itu, karena ternyata Musa itu benar sebagai utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan risalah-Nya.
قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ اَنْزَلَ هٰٓؤُلَاۤءِ اِلَّا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ بَصَاۤىِٕرَ
( Musa menjawab, "Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata. ) (Al-Isra, 17:102)
Dan firman Allahﷻ menceritakan sikap Fir'aun dan kaumnya:
وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّا
( Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. ) (An-Naml, 27:14)
Adapun firman Allahﷻ:
مَآ اُرِيْكُمْ اِلَّا مَآ اَرٰى
( Aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik. ) (Ghafir, 40:29)
*Fir'aun dusta dalam kata-katanya, ia memutarbalikkan kenyataan dan khianat terhadap Allah dan utusan-Nya, juga terhadap rakyatnya; dia menipu mereka dan bukan mengharapkan kebaikan bagi mereka. Hal yang sama apa yang dikatakannya dalam kalimat yang selanjutnya seperti yang disitir oleh firman-Nya:
وَمَآ اَهْدِيْكُمْ اِلَّا سَبِيْلَ الرَّشَادِ
( dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar. ) (Ghafir, 40:29)
Yakni tiadalah yang aku serukan kepadamu melainkan jalan kebenaran, padahal apa yang dikatakannya itu dusta, sekalipun kaumnya menaati dan mengikutinya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
فَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَآ اَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيْدٍ
( tetapi mereka mengikuti perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. ) (Hud, 11:97)
وَاَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهٗ وَمَا هَدٰى
( Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. ) (Tha Ha, 20:79)
Di dalam hadis disebutkan seperti berikut:
مَا مِنْ اِمَامٍ يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهٖ اِلَّا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَاِنَّ رِيحَهَا لِيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ خَمْسِمِائَةِ عَامٍ
( Tidak sekali-kali seorang pemimpin meninggal dunia, sedangkan ia dalam keadaan menipu rakyatnya di hari kematiannya, melainkan ia tidak dapat mencium baunya surga. Dan sesungguhnya baunya surga itu benar-benar dapat tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun. )
Hanya Allah-lah yang memberi taufik ke jalan yang benar.