بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ ﴿٣٠﴾
wal-arḍa ba'da żālika daḥāhā
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.
Tafsir Surah An-Nazi’at Ayat: 30
( 30-31. ) Selanjutnya disebutkan:
وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَا
( Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. ) (An-Nazi'at, 79:30) yang hal ini diperjelas oleh firman berikutnya:
اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَا
( Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. ) (An-Nazi'at, 79:31).
*Dalam tafsir surat Ha Mim Sajdah telah diterangkan bahwa bumi diciptakan sebelum penciptaan langit, tetapi bumi baru dihamparkan sesudah langit diciptakan. Dengan kata lain, Allahﷻ baru mengeluarkan semua yang terkandung di dalam bumi dengan kekuasaan-Nya ke Alam wujud (setelah langit diciptakan). Demikianlah makna ucapan Ibnu Abbas dan yang lainnya yang bukan hanya seorang, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayakku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah (yakni Ibnu Umar), dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Al-Minhal ibnu Amr dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna dahhaha, bahwa makna yang dimaksud ialah mengeluarkan mata airnya dan tetumbuhannya serta membelahjalan-jalan sungai-sungainya dan menjadikan padanya gunung-gunung, padang pasir, jalan-jalan, dan dataran-dataran tingginya. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: ( Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. ) (An-Nazi'at, 79:30). Hal ini telah dijelaskan keterangannya sebelumnya.