Tafsir Al-Qur'an Surah Ta Ha Ayat 44

Tafsir Al-Qur'an Surah Ta Ha Ayat 44

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى ﴿٤٤

fa qụlā lahụ qaulal layyinal la'allahụ yatażakkaru au yakhsyā

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Ta Ha Ayat: 44
*Ayat ini mengandung pelajaran yang penting, yaitu sekalipun Fir'aun adalah orang yang sangat membangkang dan sangat takabur, sedangkan Musa adalah makhluk pilihan Allah saat itu, Musa tetap diperintahkan agar dalam menyampaikan risalah-Nya kepada Fir'aun memakai bahasa dan tutur kata yang lemah lembut dan sopan santun.

*Seperti yang telah diterangkan oleh Yazid Ar-Raqqasyi saat menafsirkan firman-Nya: ( maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. ) (Tha Ha, 20:44) Ia mengemukakan perkataan seorang penyair seperti berikut:

يَا مَنْ يَتَحَبَّبُ إِلَى مَنْ يُعَادِيهِ فَكَيْفَ بِمَنْ يَتَوَلَّاهُ وَيُنَادِيهِ؟
( Wahai orang yang bertutur lemah lembut kepada orang yang memusuhinya, maka bagaimanakah ia bertutur kata dengan orang yang menyukai dan mendambakannya (yakni tak terbayangkan kelembutan tutur katanya)? )

*Wahb ibnu Munabbih telah mengatakan sehubungan dengan pengertian ini, "Sesungguhnya aku lebih banyak memaaf dan mengampuninya daripada marah dan menghukuminya.

*Dari Ikrimah, telah disebutkan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut ). (Tha Ha, 20:44) Yakni ucapan "Tidak ada Tuhan selain Allah.

*Amr ibnu Ubaid telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: ( maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. ) (Tha Ha, 20:44) Yaitu Musa diperintahkan untuk menyampaikan kepada Fir'aun kalimat berikut, "Sesungguhnya engkau mempunyai Tuhan, dan engkau mempunyai tempat kembali, dan sesungguhnya di hadapanmu ada surga dan neraka.

*Baqiyyah telah meriwayatkan dari Ali ibnu Harun, dari seorang lelaki, dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim, dari An-Nizal ibnu Sabrah, dari Ali sehubungan dengan makna firman-Nya: ( maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. ) (Tha Ha, 20:44) Bahwa yang dimaksud dengan layyinan ialah dengan kata-kata sindiran (bukan dengan kata-kata terus terang).

*Hal yang sama telah diriwayatkan dari Sufyan As-Sauri, bahwa sebutlah dia dengan julukan Abu Murrah.

*Pada garis besarnya pendapat mereka menyimpulkan bahwa Musa dan Harun diperintahkan oleh Allahﷻ agar dalam dakwahnya kepada Fir'aun memakai kata-kata yang lemah lembut, sopan santun, dan belas kasihan; Dimaksudkan agar kesannya lebih mendalam dan lebih menggugah perasaan serta dapat membawa hasil yang positif. Seperti yang disebutkan oleh Allahﷻ dalam ayat lain yang mengatakan:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
( Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baikdan bantahlah mereka dengan cara yang baik. ) (An-Nahl, 16:125)

Adapun firman Allahﷻ:

لَعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
( mudah-mudahan ia ingat atau takut. ) (Tha Ha, 20:44)

Yakni barangkali saja Fir'aun sadar dari kesesatannya yang membinasakan dirinya itu, atau ia menjadi takut kepada Tuhannya, akhirnya ia mau taat kepada-Nya. Seperti yang disebutkan oleh Allahﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يَّذَّكَّرَ اَوْ اَرَادَ شُكُوْرًا
( bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. ) (Al-Furqan, 25:62)

*Orang yang mau mengambil pelajaran akan sadar dan menghindari hal-hal yang terlarang, sedangkan rasa syukur ini timbul dari rasa takut kepada Allah dan sebagai ungkapan terima kasih kepada-Nya, akhirnya ia mengerjakan ketaatan kepada-Nya.

*Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( mudah-mudahan ia ingat atau takut. ) (Tha Ha, 20:44) Yakni janganlah kamu berdua mendoakan kebinasaan untuknya sebelum kamu mengemukakan alasanmu kepadanya.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar