Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٢٥٣٨: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي يُونُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ، أَنَّ أَبَاهُ قَالَ: سَأَلْتُ وَحَرَصْتُ عَلَى أَنْ أَجِدَ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ يُخْبِرُنِي، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَّحَ سُبْحَةَ الضُّحَى، فَلَمْ أَجِدْ أَحَدًا يُخْبِرُنِي عَنْ ذَلِكَ غَيْرَ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ، أَخْبَرَتْنِي أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بَعْدَ ارْتِفَاعِ النَّهَارِ يَوْمَ الْفَتْحِ، فَأَمَرَ بِثَوْبٍ، فَسُتِرَ عَلَيْهِ، فَاغْتَسَلَ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ، لاَ أَدْرِي أَقِيَامُهُ فِيهَا أَطْوَلُ أَمْ رُكُوعُهُ أَمْ سُجُودُهُ، كُلُّ ذَلِكَ مُتَقَارِبَةٌ، قَالَتْ: فَلَمْ أَرَهُ سَبَّحَهَا قَبْلُ وَلاَ بَعْدُ.
Shahih Ibnu Hibban 2538: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, Harmalah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab, Ubaidullah bin Abdullah bin Al Harits bin Naufal menceritakan kepadaku, bahwa ayahnya berkata, "Aku selalu bertanya dan aku bersemangat untuk mendapatkan orang yang bisa memberiku informasi bahwa Rasulullah melaksanakan shalat Dhuha. Aku tak menemukan siapa pun kecuali Ummu Hani -putri Abu Thalib- yang mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah datang setelah matahari meninggi saat penaklukan kota Makkah. Beliau minta diambilkan pakaian dan menutup dirinya dengan pakaian itu, lalu mandi. Beliau lalu berdiri dan shalat delapan rakaat. Aku tidak tahu apakah berdirinya yang lebih panjang, ataukah rukunya, ataukah sujudnya, karena semuanya kurang lebih sama. Ummu Hani berkata, 'Aku tidak pernah melihat beliau shalat Dhuha sebelum dan sesudah itu'."440 2:1
Shahih Ibnu Hibban Nomer 2538