Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٦٤٨: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ الْقَيْسِيُّ، حَدَّثَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ مَنْ نَسِيَ صَلاَةً، فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ فِي قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الصَّلاَةَ لَوْ أَدَّاهَا عَنْهُ غَيْرُهُ لَمْ تُجْزِ عَنْهُ، إِذِ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ‏:‏ لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ، يُرِيدُ إِلاَّ أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا، وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْمَيِّتَ إِذَا مَاتَ وَعَلَيْهِ صَلَوَاتٌ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى أَدَائِهَا فِي عِلَّتِهِ لَمْ يَجُزْ أَنْ يُعْطَى الْفُقَرَاءَ عَنْ تِلْكَ الصَّلَوَاتِ الْحِنْطَةَ، وَلاَ غَيْرَهَا مِنْ سَائِرِ الأَطْعِمَةِ وَالأَشْيَاءِ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2648: Ahmad bin Ali Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Hudbah bin591 Khalid Al Qaisi menceritakan kepada kami, Hammam bin Yahya menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa lupa suatu shalat, hendaknya mengerjakannya ketika mengingatnya. Tidak ada kafarahnya -penggantinya-; kecuali itu."592 43:3 Abu Hatim berkata tentang sabda Rasulullah "barangsiapa lupa suatu shalat, hendaknya mengerjakannya ketika mengingatnya. Tidak ada kafarahnya -penggantinya- kecuali itu." tersebut, "Ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa apabila seseorang mengerjakan shalat untuknya, maka hukumnya tidak boleh, karena Nabi bersabda, 'Tidak ada kafarahnya, kecuali itu'. Maksudnya, kecuali mengerjakannya ketika ingat. Hadits ini juga menunjukkan bahwa ketika seseorang meninggal dan memiliki utang shalat yang tidak mampu dikerjakannya karena alasan tertentu, maka tidak boleh memberikan gandum dan makanan-makanan lainnya kepada orang-orang fakir sebagai kafarah atau pengganti shalat tersebut.

Shahih Ibnu Hibban Nomer 2648