المستدرك ٤٠٨: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَاتِمٍ الدَّارَبَرْدِيِّ، بِمَرْوَ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى الْمُزَنِيُّ، ثنا الْعَقَبِيُّ، وَحدثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَاقَ الْفَقِيهُ، وَاللَّفْظُ لَهُ، أَنْبَأَ أَبُو الْمُثَنَّى، ثنا الْعَقَبِيُّ، ثنا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «مَنْ فَارَقَ أُمَّةً، أَوْ عَادَ أَعْرَابِيًّا بَعْدَ هِجْرَتِهِ فَلَا حُجَّةَ لَهُ» . " قَدِ اتَّفَقَ الشَّيْخَانِ عَلَى إِخْرَاجِ حَدِيثِ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ زِيَادِ بْنِ رِيَاحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مَوْتَةً جَاهِلِيَّةً» وَهَذَا الْمَتْنُ غَيْرُ ذَاكَ. الْحَدِيثُ السَّادِسُ فِيمَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْإِجْمَاعَ حُجَّةٌ "

Al Mustadrak 408: Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Halim Ad-Darabardi mengabarkan kepada kami di Marwa, Ahmad bin Isa Al Muzani menceritakan kepada kami, Al Aqabi menceritakan kepada kami. Abu Bakar bin Ishaq Al Faqih menceritakan kepada kami dengan redaksinya, Abu Al Mutsanna memberitakan (kepada kami), Al Aqabi menceritakan kepada kami, Usamah bin Zaid menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa memisahkan diri dari umat (jamaah), atau kembali menjadi Arab badui setelah dia berhijrah, maka tidak ada hujjah lagi baginya.” Al Bukhari dan Muslim sepakat meriwayatkan hadits Ghailan bin Jarir dari Ziyad bin Rayyah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قِيدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ “Barangsiapa memisahkan diri clari jamaah lalu dia meninggal, maka dia meninggal dalam kondisi jahiliyah.” Redaksi ini bukanlah redaksi yang itu (yang lainnya). Hadits keenam yang menunjukkan bahwa ijmak merupakan hujjah adalah:

Al Mustadrak Imam Al Hakim Nomer 408