Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury
صحيح ابن خزيمة ٣٦٨: نا بُنْدَارٌ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، نا خَالِدٌ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: «لَمَّا كَثُرَ النَّاسُ ذَكَرُوا أَنْ يَعْلَمُوا وَقْتَ الصَّلَاةِ بِشَيْءٍ يَعْرِفُونَهُ، فَذَكَرُوا أَنْ يُنَوِّرُوا نَارًا أَوْ يَضْرِبُوا نَاقُوسًا، فَأُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ الْأَذَانَ وَيُوتِرَ الْإِقَامَةَ»
Shahih Ibnu Khuzaimah 368: Bundar mengabarkan kepada kami, Abd Al Wahab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Khalid mengabarkan kepada kami dari Abu Qilabah dari Anas ia berkata, “Ketika masyarakat (muslim) sudah banyak, mereka mengemukakan agar ada informasi waktu shalat dengan sesuatu yang dapat mereka kenali, lalu mereka mengemukakan agar menyalakan api atau memukul lonceng. Kemudian Bilal diperintahkan untuk menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat iqamah.” 486
Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 368