المستدرك ٥٦٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَفَّانَ، ثنا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، ثنا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ حُمَيْدَةَ بِنْتِ عُبَيْدِ بْنِ رِفَاعَةَ، عَنْ كَبْشَةَ بِنْتِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، وَكَانَتْ تَحْتَ ابْنِ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ، دَخَلَ عَلَيْهَا فَسَكَبَتْ لَهُ وَضُوءًا، فَجَاءَتْ هِرَّةٌ لِتَشْرَبَ مِنْهُ فَأَصْغَى لَهَا أَبُو قَتَادَةَ الْإِنَاءَ حَتَّى شَرِبَتْهُ، قَالَتْ كَبْشَةُ: فَرَآنِي أَنْظُرُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَتَعْجَبِينَ يَا بِنْتَ أَخِي؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ، إِنَّهَا مِنَ الطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ، وَالطَّوَّافَاتِ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ عَلَى أَنَّهُمَا عَلَى مَا أَصَّلَاهُ فِي تَرْكِهِ، غَيْرَ أَنَّهُمَا قَدْ شَهِدَا جَمِيعًا لِمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ أَنَّهُ الْحَكَمُ فِي حَدِيثِ الْمَدَنِيِّينَ، وَهَذَا الْحَدِيثُ مِمَّا صَحَّحَهُ مَالِكٌ، وَاحْتَجَّ بِهِ فِي الْمُوَطَّأِ، وَمَعَ ذَلِكَ فَإِنَّ لَهُ شَاهِدًا بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ»

Al Mustadrak 567: Abu Al Abbas menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Affan menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Humaidah binti Ubaid bin Rifa’ah, dari Kabsyah binti Ka’ab bin Malik, istri Ibnu Abu Qatadah, bahwa Abu Qatadah masuk menemuinya, lalu memberikan bejana kepadanya untuk berwudhu. Kemudian datang seekor kucing betina ingin meminumnya, maka Abu Qatadah memberikan bejana tersebut kepadanya hingga kucing tersebut meminumnya. Kabsyah berkata, “Rupanya, dia melihatku memperhatikan tingkahnya, maka dia bertanya, ‘Apakah kamu heran wahai putri saudaraku?’ Aku menjawab, ‘Ya’. Dia berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Ia (kucing) tidak najis, akan tetapi keduanya (kucing jantan dan betina) merupakan salah satu binatang yang suka berkeliaran di tengah-tengah kalian.” Hadits ini shahih, namun tidak diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim. Keduanya memang meninggalkannya, tetapi keduanya telah menyatakan bahwa Malik bin Anas merupakan barometer (patokan) bagi hadits orang-orang Madinah (yaitu bahwa haditsnya dijadikan hujjah). Hadits ini termasuk yang dinilai shahih oleh Malik dan dijadikan sebagai hujjah olehnya dalam Al Muwaththa' Disamping itu, dia juga memiliki hadits syahid dengan sanad yang shahih.

Al Mustadrak Imam Al Hakim Nomer 567