Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ١٤٦: أَخْبَرَنَا أَبُو عَرُوبَةَ بِحَرَّانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَاصِمِ ابْنِ بَهْدَلَةَ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُمْ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّا لَنَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا شَيْئًا لَأَنْ يَكُونَ أَحَدُنَا حُمَمَةً أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِهِ، قَالَ: ذَاكَ مَحْضُ الإِيمَانِ. قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِذَا وَجَدَ الْمُسْلِمُ فِي قَلْبِهِ، أَوْ خَطَرَ بِبَالِهِ مِنَ الأَشْيَاءِ الَّتِي لاَ يَحِلُّ لَهُ النُّطْقُ بِهَا، مِنْ كَيْفِيَّةِ الْبَارِي جَلَّ وَعَلاَ، أَوْ مَا يُشْبِهُ هَذِهِ، فَرَدَّ ذَلِكَ عَلَى قَلْبِهِ بِالإِيمَانِ الصَّحِيحِ، وَتَرَكَ الْعَزْمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا، كَانَ رَدُّهُ إِيَّاهَا مِنَ الإِيمَانِ، بَلْ هُوَ مِنْ صَرِيحِ الإِيمَانِ، لاَ أَنَّ خَطَرَاتٍ مِثْلَهَا مِنَ الإِيمَانِ.
Shahih Ibnu Hibban 146: Abu Arubah mengabarkan kepada kami di Harran, dia berkata: Muhammad bin Bassyar menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi Ady menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Ashim bin Bahdalah, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah bahwa mereka berkata, “Wahai Rasulullah! sesungguhnya kami merasakan sesuatu di hati kami yang seandainya seseorang dari kami menjadi sebatang arang tentu lebih ia sukai dari pada membicarakannya.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Itulah keimanan yang murni” 3:65 Abu Hatim berkata, “Apabila terdapat sesuatu di hati seorang muslim atau terlintas sesuatu yang tidak halal diucapkan seperti bagaimananya Allah SWT atau sepertinya kemudian hal itu ditangkal dengan keimanan yang benar serta bertekad untuk tidak mengulangi lagi, maka penangkalan tersebut bersumber dari iman bahkan dari keimanan murni, bukan pikiran-pikiran seperti itu yang berasal dari keimanan."
Shahih Ibnu Hibban Nomer 146