Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٣٩١: أَخْبَرَنَا أَبُو خَلِيفَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ، عَنْ وَهْبٍ هُوَ ابْنُ رَبِيعَةَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ‏:‏ إِنِّي لَمُسْتَتِرٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ، إِذْ جَاءَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ‏:‏ ثَقَفِيٌّ وَخَتَنَاهُ قُرَشِيَّانِ، كَثِيرٌ شَحْمُ بُطُونِهِمْ، قَلِيلٌ فِقْهُهُمْ، فَتَحَدَّثُوا الْحَدِيثَ بَيْنَهُمْ، فقَالَ أَحَدُهُمْ‏:‏ أَتَرَى اللَّهَ يَسْمَعُ مَا قُلْنَا‏؟‏ وَقَالَ الآخَرُ‏:‏ إِذَا رَفَعْنَا سَمِعَ، وَإِذَا خَفَضْنَا لَمْ يَسْمَعْ، وَقَالَ الآخَرُ‏:‏ إِنْ كَانَ يَسْمَعُ إِذَا رَفَعْنَا، فَإِنَّهُ يَسْمَعُ إِذَا خَفَضْنَا فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ‏:‏ ‏‏وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ، وَلاَ أَبْصَارُكُمْ، وَلاَ جُلُودُكُمْ‏‏ الآيَةَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 391: Abu Khalifah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, ia berkata, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Al A’masyi, dari Umarah bin Umair, dari Wahab - ia adalah Ibnu Rubai’ah, dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Sesungguhnya aku sedang berada tertutup dengan penutup Ka’bah. Tiba-tiba datang tiga golongan: satu dari Bani Tsaqif dan dua orang menantunya dari Quraisy, yang buncit perutnya, dan dangkal pengetahuannya. Kemudian mereka berbincang-bincang. Salah satu dari mereka bertanya, “Bagaimana menurutmu, apakah Allah SWT mendengar apa yang kita bicarakan? Yang lainnya menjawab, “Jika kita keraskan suara kita, maka Ia mendengar, tapi jika kita pelankan suara kita, maka Ia tidak mendengarnya” Seseorang yang lainnya menjawab: Jika memang Ia mendengar pembicarakan kita yang keras, niscaya Ia pun dapat mendengar pembicaraan kita yang pelan. Maka aku (Ibnu Mas’ud) mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku terangkan persoalan yang mereka bicarakan. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat, “Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah SWT tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan ”.116 (Qs. Fushshilat 41:22) 3:64

Shahih Ibnu Hibban Nomer 391