Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٧٢٧: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ الْعَبْدِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي سِنَانٍ، عَنْ وَهْبِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ الدَّيْلَمِيِّ، قَالَ: أَتَيْتُ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ فَقُلْتُ لَهُ: وَقَعَ فِي نَفْسِي شَيْءٌ مِنَ الْقَدَرِ، فَحَدِّثْنِي بِشَيْءٍ لَعَلَّهُ أَنْ يَذْهَبَ مِنْ قَلْبِي، فقَالَ: إِنَّ اللَّهَ لَوْ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ غَيْرَ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ فِي سَبِيلِ اللهِ، مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا، لَدَخَلْتَ النَّارَ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ، فقَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ، ثُمَّ أَتَيْتُ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ، فقَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ، ثُمَّ أَتَيْتُ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ، فَحَدَّثَنِي عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ.
Shahih Ibnu Hibban 727: Al Fadhl bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Katsir Al Abadi menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Abu Sinan, dari Wahab bin Khalid, dari Ibnu Ad- Dailami, ia berkata: Aku pernah datang mengunjungi Ubai bin Ka’ab dan berkata kepadanya, ‘Telah teijadi satu keganjalan di hatiku ini tentang masalah takdir. Maka ceritakanlah kepadaku sesuatu yang barangkali dapat menghilangkan keganjalan hatiku ini”, la lalu berkata, “Sesungguhnya Allah SWT seandainya mau mengadzab penduduk langit dan bumi, niscaya Dia akan mengadzab mereka — walaupun— selain orang yang berbuat zhalim terhadap mereka. Seandainya Allah SWT mengasihi mereka, maka kasih-Nya itu adalah berupa kebaikan untuk mereka dari amal-amal mereka. Seandainya kamu menafkahkan harta sebesar gunung Uhud di jalan Allah SWT, maka tidaklah Allah SWT akan menerimanya hingga kamu mempercayai takdir, dan kamu mengetahui bahwa apa yang — ditakdirkan— menimpamu pasti akan menimpamu. Dan, apa yang — ditakdirkan— tidak akan menimpamu pasti tidak akan menimpamu. Dan, seandainya kamu mati dalam keadaan tidak seperti ini, niscaya kamu akan masuk neraka.” Ibnu Ad-Dailami berkata, “Lalu aku datang mengunjungi Abdullah bin Mas’ud dan berkata seperti yang aku katakan kepada Ubai bin Ka’ab. Ternyata yang di sampaikannya sama dengan yang di sampaikan oleh Ubai bin Ka’ab. Begitupun saat aku mengunjungi Hudzaifah bin Al Yaman dan Zaid bin Tsabit. Ia menceritakan khabar ini kepadaku dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.” 549 3: 66
Shahih Ibnu Hibban Nomer 727