Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٧٧٢: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِي أَبُو الطُّفَيْلِ عَامِرُ بْنُ وَاثِلَةَ، أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ تَلَقَّى عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ إِلَى عُسْفَانَ وَكَانَ نَافِعٌ عَامِلاً لِعُمَرَ عَلَى مَكَّةَ، فَقَالَ عُمَرُ‏:‏ مَنِ اسْتَخْلَفْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِي‏؟‏ يَعْنِي أَهْلَ مَكَّةَ، قَالَ‏:‏ ابْنَ أَبْزَى، قَالَ‏:‏ وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى‏؟‏ قَالَ‏:‏ رَجُلٌ مِنَ الْمَوَالِي، قَالَ عُمَرُ‏:‏ اسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى‏؟‏ فَقَالَ لَهُ‏:‏ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللهِ، فَقَالَ‏:‏ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ إِنَّ اللَّهَ لَيَرْفَعُ بِهَذَا الْقُرْآنِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 772: Muhammad bin Al Hasan bin Qutaibah mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abu As-Sariy menceritakan kepada kami, dia berkata: Abdurrazaq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma’mar mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, dia berkata: Abu Ath-Thufail ‘Amir bin Watsilah mengabarkan kepadaku, bahwa Nafi’ bin Abdul Warits pernah bertemu dengan Umar bin Al Khaththab di ‘Usfan. Saat itu, Nafi' adalah pegawai Umar yang ditempatkan di Mekkah. Umar bertanya, “Siapa yang kamu tunjuk sebagai pemimpin bagi penduduk Wadi, maksudnya penduduk Makkah?” Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” Umar bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?” Nafi’ menjawab, “Salah seorang mantan budak.” Umar berkata, “Apakah kamu menunjuk seorang mantan budak sebagai pemimpin mereka?” Nafi’ menjawab, “Sesungguhnya dia adalah orang yang dapat membaca Kitabullah SWT (Al Qur'an).” Maka Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda, ‘Sesungguhnya dengan kitab ini (Al Qur'an), Allah akan mengangkat derajat sejumlah kaum dan merendahkan derajat sebagian kaum lainnya.”'72 1:2

Shahih Ibnu Hibban Nomer 772