Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٢٨٢: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ سَلْمٍ الأَصْبَهَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِصَامِ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي حَصِينٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَاصِمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ، وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ، فَقَالَ: سَيَكُونُ مِنْ بَعْدِي أُمَرَاءُ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ، وَلاَ يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ. أَبُو حَصِينٍ: عُثْمَانُ بْنُ عَاصِمٍ قَالَهُ الشَّيْخُ.
Shahih Ibnu Hibban 282: Ali bin Al Hasan bin Salm Al Ashbahani mengabarkan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Isham bin Yazid menceritakan kepada kami, dia berkata: ayahku menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin dari Asy-Sya’bi dari Ashim Al Adawi dari Ka’ab bin Ujrah, dia berkata : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam keluar dari rumahnya menemui kami. Saat itu kami berjumlah sembilan orang dan terdapat bantal yang terbuat dari kulit di tengah-tengah kami. Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda “Kelak, setelah aku (wafat), akan muncul para penguasa. Siapa yang berkunjung kepada mereka, lalu membenarkan mereka dengan kebohongan mereka dan membantu mereka terhadap kezhaliman mereka, maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan bagian darinya, dan tidak memperoleh aliran air telagaku. Dan siapa yang tidak mengunjungi mereka, sehingga tidak membenarkan mereka dengan kebohongan mereka, dan tidak membantu kezaliman mereka, niscaya ia termasuk golonganku dan aku adalah bagian darinya. Dan kelak ia akan memperoleh air telagaku” 607 3:69 Abu Hashin adalah Utsman bin Ashim. Demikianlah diungkapkan oleh Syaikh Ibnu Hibban.
Shahih Ibnu Hibban Nomer 282