Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٣١٠: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خَلِيلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ جُنَاحٍ، عَنْ يُونُسَ بْنِ مَيْسَرَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: الْخَيْرُ عَادَةٌ، وَالشَّرُّ لَجَاجَةٌ، مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
Shahih Ibnu Hibban 310: Muhammad bin Hasan bin Khalil mengabarkan kepada kami, ia berkata, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, ia berkata, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, ia berkata, Marwan bin Janah menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Maisarah, ia berkata, “Aku mendengar Mu’awiyah bercerita dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda, “Kebaikan itu adalah kebiasaan (‘Aadah). Dan keburukan adalah keras kepala (Lajaajah). Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan atas seseorang, maka Dia akan memberikan kefahaman tentang urusan agama. 6 3: 66
Shahih Ibnu Hibban Nomer 310