Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٣٧٨: أَخْبَرَنَا ابْنُ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا غَالِبُ بْنُ وَزِيرٍ الْغَزِّيُّ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنِي الأَعْمَشُ، عَنِ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ تَعَبَّدَ عَابِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَعَبَدَ اللَّهَ فِي صَوْمَعَتِهِ، سِتِّينَ عَامًا، فَأَمْطَرَتِ الأَرْضُ، فَاخْضَرَّتْ، فَأَشْرَفَ الرَّاهِبُ مِنْ صَوْمَعَتِهِ، فقَالَ‏:‏ لَوْ نَزَلْتُ فَذَكَرْتُ اللَّهَ، لاَزْدَدْتُ خَيْرًا، فَنَزَلَ وَمَعَهُ رَغِيفٌ أَوْ رَغِيفَانِ، فَبَيْنَمَا هُوَ فِي الأَرْضِ، لَقِيَتْهُ امْرَأَةٌ، فَلَمْ يَزَلْ يُكَلِّمُهَا وَتُكَلِّمُهُ، حَتَّى غَشِيَهَا، ثُمَّ أُغْمِيَ عَلَيْهِ، فَنَزَلَ الْغَدِيرَ يَسْتَحِمُّ، فَجَاءَهُ سَائِلٌ، فَأَوْمَأَ إِلَيْهِ أَنْ يَأْخُذَ الرَّغِيفَيْنِ، أَوِ الرَّغِيفَ، ثُمَّ مَاتَ فَوُزِنَتْ عِبَادَةُ سِتِّينَ سَنَةً بِتِلْكَ الزَّنْيَةِ، فَرَجَحَتِ الزَّنْيَةُ بِحَسَنَاتِهِ، ثُمَّ وُضِعَ الرَّغِيفُ أَوِ الرَّغِيفَانِ مَعَ حَسَنَاتِهِ، فَرَجَحَتْ حَسَنَاتُهُ فَغُفِرَ لَهُ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ سَمِعَ هَذَا الْخَبَرَ غَالِبُ بْنُ وَزِيرٍ، عَنْ وَكِيعٍ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ، وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ بِالْعِرَاقِ، وَهَذَا مِمَّا تَفَرَّدَ بِهِ أَهْلُ فِلَسْطِينَ عَنْ وَكِيعٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 378: Ibnu Qutaibah mengabarkan kepada kami, Ghalib bin Wazir Al Ghazi menceritakan kepada kami, Waki’ menceritakan kepada kami, ia berkata, Al A’masy menceritakan kepadaku, dari Ma’rur bin Suwaid, dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Dahulu, pernah ada seorang ahli ibadah (rahib) dari kaum Bani Israil, yang beribadah kepada Allah SWT di tempat peratapan rahibnya selama enam puluh tahun. Suatu ketika, hujan turun sangat lebat hingga keadaan menjadi gelap gulita. Sang rahib mengamatinya dari dalam tempat peratapannya lalu berkata, “Seandainya aku turun, kemudian aku tetap zikir kepada Allah SWT niscaya bertambahlah kebaikanku. ” Lalu sang rahib turun dengan membawa sepotong atau dua potong roti. Sesampainya di bawah, ia bertemu dengan seorang wanita. Kemudian mereka saling menyapa dan terus bercakap - cakap. Hingga akhirnya sang rahib menyetubuhi wanita itu. Setelah itu, sang rahib pingsan. Ketika sadar, ia turun ke sungai kecil untuk mandi. Lalu datanglah seorang peminta-minta yang meminta sedekah darinya. Sang rahib memberinya satu atau dua potong roti yang di bawanya tadi. Kemudian sang rahib meninggal. Lalu di hisablah ia dengan di timbang antara kebaikannya berupa ibadah selama enam puluh tahun dengan perbuatan zinanya. Ternyata yang lebih berat adalah perbuatan zinanya. Setelah itu, pahala sedekah sepotong roti atau dua potong roti nya ikut di timbang bersama kebaikannya. Ternyata kebaikannya lebih unggul di banding perbuatan zinanya. Dengan demikian, diampunilah ia atas semua dosa-dosanya.” 101 Abu Hatim berkata, Ghalib bin Wuzair mendengar Hadits ini dari Waki’ di Baitul Maqdis, dan bukan di Iraq. Inilah satu-satunya jalur sanad yang di miliki oleh penduduk Palestina. 3:6

Shahih Ibnu Hibban Nomer 378