Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ١٨٦: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الأَوْزَاعِيِّ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ، كُلُّهُمْ يُحَدِّثُونَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرُ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً ذَاتَ شَرَفٍ يَرْفَعُ الْمُسْلِمُونَ إِلَيْهَا أَبْصَارَهُمْ وَهُوَ حِينَ يَنْتَهِبُهَا مُؤْمِنٌ فَقُلْتُ لِلزُّهْرِيِّ مَا هَذَا؟ فَقَالَ: عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَلاَغُ، وَعَلَيْنَا التَّسْلِيمُ.
Shahih Ibnu Hibban 186: Abdullah bin Muhammad Al Azdi mengabarkan kepada kami, dia berkata: Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dia berkata: Al Walid bin Muslim mengabarkan kepada kami, dari Al-Auza’i dari Az-Zuhri, dia berkata: telah menceritakan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab, Abu Salamah bin Abdurrahman, dan Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin Hisyam. Semuanya menceritakan dari Abu Hurairah dari Rasulullah, beliau bersabda; “Tidaklah pelaku zina itu berzina ketika melakukan zina dia beriman (yakni, saat seseorang beriman maka ia tidak akan berzina). Tidaklah pencuri itu mencuri ketika mencuri dia sedang beriman (yakni, saat seseorang beriman maka ia tidak akan mencuri). Tidaklah peminum khamer itu meminum khamer ketika meminumnya dia sedang beriman (yakni, saat seseorang beriman maka ia tidak akan meminum khamer). Dan tidaklah merampas pelaku perampasan harta berharga yang dilirik oleh setiap mata orang Islam, sedang dia ketika merampasnya sedang beriman .” Aku bertanya kepada Az-Zuhri, “Apa ini?” Az-Zuhri menjawab, “Kewajiban Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah menyampaikan. Sedangkan kewajiban kita adalah menerima.” 2:64
Shahih Ibnu Hibban Nomer 186