Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٦٥٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْذِرِ بْنِ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ أَحْمَدَ، أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ، أَخْبَرَنَا عَوْفٌ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيِّ، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ الْفَزَارِيِّ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَقُولُ: هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْ رُؤْيَا؟ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ، وَإِنَّهُ قَالَ لَنَا ذَاتَ غَدَاةٍ: إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ، وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي، وَإِنَّهُمَا، قَالاَ لِي: انْطَلِقْ، وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ، فَيَثْلَغُ بِهَا رَأْسَهُ، فَتُدَهْدِهَهُ الصَّخْرَةُ هَا هُنَا، فَيَقُومُ إِلَى الْحَجَرِ فَيَأْخُذُهُ فَمَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ أَحْسِبُهُ، قَالَ: حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى، قَالَ: قُلْتُ: سُبْحَانَ اللهِ مَا هَذَانِ؟ قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، قَالَ: فَانْطَلَقْتُ مَعَهُمَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ وَإِذَا آخَرُ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ، فَإِذَا هُوَ يَأْتِيَ أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الأَوَّلِ، فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ الْجَانِبُ الأَوَّلُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُودُ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى، قَالَ: قُلْتُ: سُبْحَانَ اللهِ، مَا هَذَانِ؟ قَالاَ: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْتُ مَعَهُمَا فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ، قَالَ عَوْفٌ: أَحْسِبُ أَنَّهُ، قَالَ: فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ، فَاطَّلَعْنَا فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ وَإِذَا بِنَهْرٍ لَهِيبٍ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ، فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللَّهَبُ تَضَوْضَوْا، قَالَ: قُلْتُ: مَا هَؤُلاَءِ؟ قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، قَالَ: فَانْطَلَقْنَا عَلَى نَهَرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ، قَالَ: أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ يَسْبَحُ، وَإِذَا عِنْدَ شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً، وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ، ثُمَّ يَأْتِي ذَلِكَ الرَّجُلَ الَّذِي جَمَعَ الْحِجَارَةَ، فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا، قَالَ: قُلْتُ: مَا هَؤُلاَءِ؟ قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، قَالَ: فَانْطَلَقْنَا، فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الْمَرْآةِ كَأَكْرَهِ مَا أَنْتَ رَاءٍ رَجُلاً مَرْآهُ، فَإِذَا هُوَ عِنْدَ نَارٍ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا، قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا: مَا هَذَا؟ قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَوْضَةٍ فِيهَا مِنْ كُلِّ نَوْرِ الرَّبِيعِ، وَإِذَا بَيْنَ ظَهْرَيِ الرَّوْضَةِ رَجُلٌ قَائِمٌ طَوِيلٌ لاَ أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولاً فِي السَّمَاءِ، وأَرَى حَوْلَ الرَّجُلِ مِنْ أَكْثَرِ وِلْدَانٍ رَأَيْتُهُمْ قَطُّ وَأَحْسَنَهُ، قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا: مَا هَؤُلاَءِ؟ قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا وَأَتَيْنَا دَوْحَةً عَظِيمَةً لَمْ أَرَ دَوْحَةً قَطُّ أَعْظَمَ مِنْهَا وَلاَ أَحْسَنَ، قَالاَ لِي: ارْقَ فِيهَا، قَالَ: فَارْتَقَيْنَا فِيهَا، فَانْتَهَيْنَا إِلَى مَدِينَةٍ مَبْنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ، فَأَتَيْنَا بَابَ الْمَدِينَةِ، فَاسْتَفْتَحْنَا، فَفُتِحَ لَنَا، فَقُلْنَا: مَا مِنْهَا رِجَالٌ، شَطْرٌ مِنْ خَلْقِهِمْ كَأَحْسَنِ مَا أَنْتَ رَاءٍ، وَشَطْرٌ كَأَقْبَحِ مَا أَنْتَ رَاءٍ، قَالَ: قَالاَ لَهُمُ: اذْهَبُوا فَقَعُوا فِي ذَلِكَ النَّهَرِ، فَإِذَا نَهَرٌ مُعْتَرِضٌ يَجْرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الْمَحْضُ فِي الْبَيَاضِ، فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ، ثُمَّ رَجَعُوا وَقَدْ ذَهَبَ ذَلِكَ السُّوءُ عَنْهُمْ، وَصَارُوا فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ، قَالَ: قَالاَ: لِي هَذِهِ جَنَّةُ عَدْنٍ، وَهَذَاكَ مَنْزِلُكَ، قَالَ: فَسَمَا بَصَرِي صُعُدًا، فَإِذَا قَصْرٌ مِثْلُ الرَّبَابَةِ الْبَيْضَاءِ، قَالَ: قَالاَ لِي: هَذَاكَ مَنْزِلُكَ، قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا: بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمَا، ذَرَانِي أَدْخُلْهُ، قَالَ: قَالاَ لِي: أَمَّا الآنَ فَلاَ، وَأَنْتَ دَاخِلُهُ، قَالَ: فَإِنِّي رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا، فَمَا هَذَا الَّذِي رَأَيْتُ؟ قَالَ: قَالاَ لِي: أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ. أَمَّا الرَّجُلُ الأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ، وَيَنَامُ عَنِ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ. وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ فَتَبْلُغُ الآفَاقَ. وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ، فَإِنَّهُمُ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي. وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ، فَيَلْتَقِمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا. وَأَمَّا الرَّجُلُ الْكَرِيهُ الْمَرْآةِ الَّذِي عِنْدَ النَّارِ يَحُشُّهَا فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ. وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ، فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ. وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ، فَكُلُّ مَوْلُودٍ وُلِدَ عَلَى الْفِطْرَةِ. قَالَ: فقَالَ بَعْضُ الْمُسْلِمِينَ: يَا رَسُولَ اللهِ وَأَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ؟ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَأَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ. وَأَمَّا الْقَوْمُ الَّذِينَ شَطْرٌ مِنْهُمْ حَسَنٌ، وَشَطْرٌ مِنْهُمْ قَبِيحٌ، فَهُمْ قَوْمٌ خَلَطُوا عَمَلاً صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُمْ.
Shahih Ibnu Hibban 655: Muhammad bin Mundzir bin Sa’id mengabarkan kepada kami, Isa bin Ahmad menceritakan kepada kami, Nadhr bin Syumail mengabarkan kepada kami, Auf mengabarkan kepada kami, dari Abu Raja' Al Utharidi, dari Samurah bin Jundub Al Fazari, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, “Apakah ada orang yang telah bermimpi?” Maka berceritalah orang yang dikehendaki Allah bercerita tentang mimpinya. Dan sesungguhnya ia pada suatu pagi berkata kepada kami, 'Sesungguhnya tadi malam telah datang kepadaku dua utusan. Keduanya memintaku agar pergi bersama mereka. Kedua utusan itu berkata, ‘Ayo berangkat. ’ Lalu aku berangkat bersama mereka hingga kami bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang berbaring. Tak lama kemudian ada seorang laki-laki yang berdiri di hadapan laki-laki berbaring itu dengan membawa sebuah batu besar. Lalu ia memukulkan batu besar itu ke kepala laki-laki yang sedang berbaring tersebut, hingga kepalanya pecah, sementara batu besar itu terguling ke samping. Lalu laki-laki itu mendekati batu itu dan mengambilnya. Sebelum laki-laki itu kembali ke tempatnya, -aku kira beliau bersabda-, kepala laki-laki yang berbaring yang tadinya pecah kembali seperti semula. Laki-laki yang membawa batu besar itu kembali mendekati laki-laki yang berbaring dan melakukan seperti apa yang dilakukannya pertama kali. Akupun berkata, ‘Maha suci Allah, siapakah orang ini?' Kedua utusan itu hanya berkata kepadaku, ‘Ayo berangkat, ayo berangkat.' Maka akupun berangkat bersama kedua utusan itu. Lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang terlentang dan di dekatnya ada seorang laki-laki yang memegang sebilah senjata dari besi yang bagian ujungnya bengkok (seperti arit). Lalu laki-laki yang memegang senjata itu mendekati salah satu sisi wajah laki-laki yang terlentang, lalu ia merobek dari sudut mulut sampai tengkuknya, dari hidung sampai tengkuknya, juga dari matanya sampai tengkuknya. Kemudian laki-laki yang memegang senjata itu berpindah ke sisi wajahnya yang lain dan melakukan seperti apa yang dilakukannya pada sisi wajah pertama. Belum lagi selesai sisi wajah kedua ini, sisi wajah pertama sudah kembali seperti semula. Kemudian laki-laki yang memegang senjata itu melakukan seperti apa yang dilakukannya pertama kali. Aku pun berkata, ‘Maha suci Allah, siapakah orang ini? ?: Kedua utusan itu hanya berkata, ‘Ayo berangkat, ayo berangkat.Maka akupun berangkat bersama kedua utusan itu. Lalu kami mendatangi tempat seperti tungku api‘.”467 Auf berkata, “Aku mengira beliau bersabda, ‘Tiba-tiba di dalamnya terdengar suara gaduh. Kami pun menengok, dan ternyata di dalamnya ada beberapa laki-laki dan perempuan yang telanjang, lalu tiba-tiba muncul api bak sungai yang berkobar dari bawah mereka. Apabila kobaran api itu mengenai mereka, merekapun berteriak-teriak.” Akupun berkata, ‘Siapakah mereka ini? ' Kedua utusan itu hanya berkata kepadaku, ‘Ayo berangkat, ayo berangkat. ’ Maka kami pun berangkat menuju sebuah sungai -aku mengira beliau bersabda, - Airnya- merah seperti darah-. Tiba-tiba di sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang. Sementara di tepi sungai ada seorang laki-laki lain yang telah mengumpulkan begitu banyak batu. Apabila laki-laki yang berenang itu berenang sejauh yang ia bisa, ia pun kemudian mendatangi laki-laki yang mengumpulkan batu, lalu ia membuka mulutnya dan laki-laki yang mengumpulkan batu itu memasukkan batu ke dalam mulut tersebut. Aku pun berkata, ‘Siapa mereka ini? “ Kedua utusan itu hanya berkata, ‘Ayo berangkat, ayo berangkat. ’ Maka kami pun berangkat. Lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang buruk rupa, lebih buruk dari orang yang buruk rupa yang pernah kamu lihat. Dia berada di sisi api yang berusaha dia nyalakan sambil terus berjalan di sekelilingnya. Aku pun bertanya kepada kedua utusan itu, ‘Siapakah orang ini? ’ Keduanya hanya berkata, ‘Ayo berangkat, ayo berangkat.' Maka kami pun berangkat. Lalu kami mendatangi sebuah kebun yang di dalamnya terdapat semua jenis bunga musim semi. Di tengah-tengah kebun itu ada seorang laki-laki yang sangat tinggi sedang berdiri. Begitu tingginya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa melihat kepalanya karena tubuhnya menjulang ke langit. Aku juga melihat di sekitar laki-laki itu ada begitu banyak anak-anak yang rupawan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Aku pun berkata kepada kedua utusan itu, ‘Siapa mereka itu?' Kedua utusan itu hanya berkata, Ayo berangkat, ayo berangkat. ’ Maka kami pun berangkat dan mendatangi sebuah pohon besar. Tidak pernah kulihat pohon sebesar dan sebagus itu sebelumnya. Kedua utusan itu berkata kepadaku, ‘Panjatlah pohon besar itu.’ Kami memanjatnya, hingga kami sampai di sebuah kota yang bangunan- bangunannya terbuat dari bata emas dan bata perak. Kami mendekati pintu gerbang kota, lalu kami meminta dibukakan. Pintu pun dibukakan untuk kami. Maka kami berkata, ‘Tidak ada dari penduduk kota itu kecuali sebagian tubuh mereka begitu menawan, semenawan yang pernah kamu lihat, namun sebagian lainnya begitu buruk, seburuk yang pernah kamu lihat.” Kedua utusan itu berkata kepada mereka, Pergilah kalian, lalu ceburkanlah diri kalian ke dalam sungai itu.’ Tiba-tiba sungai yang dimaksudkan muncul dan mengalir. Seakan-akan airnya adalah susu murni karena warna airnya begitu putih. Mereka pun segera pergi dan menceburkan diri ke dalam sungai tersebut. Kemudian mereka kembali dan penampilan buruk mereka hilang dari tubuh mereka. Keadaan mereka menjadi sangat menawan. Lalu kedua utusan itu berkata kepadaku, ‘Inilah surga ‘Adn dan di sinilah tempat tinggalmu. ' Lalu kutengadahkan pandanganku ke atas. Ternyata ada sebuah istana seperti awan putih. Kedua utusan itu berkata lagi, ‘Inilah tempat tinggalmu. ’ Aku berkata kepada kedua utusan itu, ‘Semoga Allah memberkati kalian. Biarkan aku memasukinya, Kedua utusan itu berkata kepadaku, “Sekarang, tidak boleh, namun kamu pasti akan memasukinya ‘. ” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda lagi, “Sejak -awal— malam itu, aku melihat beberapa keanehan. Apa arti yang kulihat itu? Kedua utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya kami akan memberitahukannya kepadamu. Laki-laki pertama yang kamu datangi, yang kepalanya dipecahkan dengan batu adalah orang yang mengambil Al Qur'an lalu menolaknya (maksudnya, telah hafal lalu sengaja melupakannya) dan orang yang tidur dari shalat wajib (Sengaja tidak mengerjakannya). Laki-laki yang kamu datangi, yang sudut mulutnya dirobek sampai ke tengkuknya, matanya sampai ke tengkuknya dan hidungnya sampai tengkuknya adalah orang yang keluar dari rumahnya lalu ia berbohong dengan suatu kebohongan, maka kebohongannya sampai ke seluruh penjuru dunia. Laki-laki dan perempuan yang telanjang yang berada di dalam tempat seperti tungku api adalah para pezina laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang berenang di sungai, lalu menelan batu adalah orang yang memakan riba. Laki-laki berpenampilan buruk yang berada di sisi api yang berusaha ia nyalakan adalah Malik, penjaga Jahanam. Laki-laki tinggi yang berada di tengah-tengah kebun adalah Ibrahim AS. Sedangkan anak-anak yang berada di sekitarnya adalah anak-anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Sebagian kaum muslimin bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan anak-anak kaum musyrik?” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, “Juga anak-anak kaum musyrik. ” Kaum yang setengah tubuhnya menawan dan setengahnya jelek adalah kaum yang mencampur amal saleh dengan amal buruk, lalu Allah mengampuni mereka ” 468 3:3
Shahih Ibnu Hibban Nomer 655