Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٢٥٧: أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ، حَدَّثَنَا أَبُو نَصْرٍ التَّمَّارُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ أَبِي هِنْدٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَبِيبٍ، عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ، وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ.
Shahih Ibnu Hibban 257: Ahmad bin Al Hasan bin Abdul Jabbar mengabarkan kepada kami, dia berkata: Abu Nashr At-Tammar menceritakan kepada kami, dia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Daud bin Abi Hind dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah—Dan Hubaib dari Al Hasan—, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, bersabda; “Ada tiga (perkara), apabila dilakukan oleh seseorang,maka la orang yang munafiq, meskipun berpuasa, melaksanakan shalat, dan mengaku dirinya muslim. Yaitu orang yang apabila berbicara, ia berdusta. Apabila berjanji, ia mengingkari. Dan apabila diberikan amanah, ia berkhianat “579 3:49
Shahih Ibnu Hibban Nomer 257