Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٦٥: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الذُّهْلِيُّ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ عِمْرَانَ التُّجِيبِيُّ، عَنْ أَبِي يُونُسَ مَوْلَى أَبِي هُرَيْرَةَ وَاسْمُهُ سُلَيْمُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ قَالَ فِي هَذِهِ الآيَةِ‏:‏ ‏‏إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا‏‏ إِلَى قَوْلِهِ‏:‏ ‏‏إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا‏‏ ‏:‏ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ إِبْهَامَهُ عَلَى أُذُنِهِ، وَأُصْبَعَهُ الدَّعَّاءَ عَلَى عَيْنِهِ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ أَرَادَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضْعِهِ أُصْبُعَهُ عَلَى أُذُنِهِ وَعَيْنِهِ تَعْرِيفَ النَّاسِ أَنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ لاَ يَسْمَعُ بِالْأُذُنِ الَّتِي لَهَا سِمَاخٌ وَالْتِوَاءٌ، وَلاَ يُبْصِرُ بِالْعَيْنِ الَّتِي لَهَا أَشْفَارٌ وَحَدَقٌ وَبَيَاضٌ، جَلَّ رَبُّنَا وَتَعَالَى عَنْ أَنْ يُشَبَّهَ بِخَلْقِهِ فِي شَيْءٍ مِنَ الأَشْيَاءِ، بَلْ يَسْمَعُ وَيُبْصِرُ بِلاَ آلَةٍ كَيْفَ يَشَاءُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 265: Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli menceritakan kepada kami, dia berkata; AJ Muqri’ menceritakan kepada kami, dia berkata; Harmalah bin Imran At-Tujibi menceritakan kepada kami, dari Abu Yunus, maula (mantan budak) Abu Hurairah,—namanya adalah Sulaim bin Jubair—dari Abu Hurairah bahwa dia berkata berkenaan dengan ayat; “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,” hingga firman Allah; “Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Qs. An-Nisaa' 4: 58) Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan ibu jarinya di atas telinga, dan jari jemarinya yang selalu banyak berdo’a di matanya,” 587 3:37 Abu Hatim berkata; Maksud dan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yarg meletakkan jari-jemari di telinga dan mata, sejatinya hendak memberitahukan kepada segenap manusia bahwa Allah SWT tidak mendengar dengan menggunaka telinga yang memiliki daun telinga dan lekukan. Allahh tidak melihat dengan mata yang memiliki tepian, kelopak, dan bola mata. Maha Tinggi dan Maha Suci Tuhan kita dari menyerupai makhluk-Nya dalam hal sekecil apapun. Akan tetapi, Allah mendengar dan melihat tanpa cara, sebagaimana yang Dia kehendaki.

Shahih Ibnu Hibban Nomer 265