Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٦٨: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا الْقَوَارِيرِيُّ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا حَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ يُلْقَى فِي النَّارِ فَتَقُولُ‏:‏ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ، حَتَّى يَضَعَ الرَّبُّ جَلَّ وَعَلاَ قَدَمَهُ فِيهَا، فَتَقُولُ‏:‏ قَطْ قَطْ‏.‏ قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ هَذَا الْخَبَرُ مِنَ الأَخْبَارِ الَّتِي أُطْلِقَتْ بِتَمْثِيلِ الْمُجَاوَرَةِ، وَذَلِكَ أَنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُلْقَى فِي النَّارِ مِنَ الْأُمَمِ وَالأَمْكِنَةِ الَّتِي عُصِيَ اللَّهُ عَلَيْهَا، فَلاَ تَزَالُ تَسْتَزِيدُ حَتَّى يَضَعَ الرَّبُّ جَلَّ وَعَلاَ مَوْضِعًا مِنَ الْكُفَّارِ وَالأَمْكِنَةِ فِي النَّارِ، فَتَمْتَلِئُ فَتَقُولُ‏:‏ قَطْ قَطْ، تُرِيدُ‏:‏ حَسْبِي حَسْبِي، لأَنَّ الْعَرَبَ تُطْلِقُ فِي لُغَتِهَا اسْمَ الْقَدَمِ عَلَى الْمَوْضِعِ، قَالَ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ‏:‏ ‏‏لَهُمْ قَدَمُ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ‏‏، يُرِيدُ‏:‏ مَوْضِعَ صِدْقٍ، لاَ أَنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ يَضَعُ قَدَمَهُ فِي النَّارِ، جَلَّ رَبُّنَا وَتَعَالَى عَنْ مِثْلِ هَذَا وَأَشْبَاهِهِ‏.

Shahih Ibnu Hibban 268: Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Al Qawariri menceritakan kepada kami, dia berkata: Harami bin Umarah menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, "(Kelak) dilemparkan penghuni neraka ke dalam api neraka. Lalu neraka bertanya, 'Masih adakah tambahan?' Hingga Tuhan Yang Maha Luhur dan Maha Tinggi menaruh telapak kaki-Nya di neraka, neraka pun berkata, ‘Cukup, cukup’." 590 3:67 Abu Hatim berkata : Hadits ini termasuk khabar-khabar yang menggunakan pola tamtsil mujawarah (Majaz mursal min babi ithlaq asy sya’i wa iradati ma yujawiruhu: menyebutkan sesuatu dan yang dimaksud adalah apa yang berdekatan dengannya). Hal itu bahwa pada hari kiamat kelak akan dilempar ke dalam neraka para umat manusia dari berbagai golongan, berikut tempat-tempat yang dijadikan ajang kemaksiatan mereka. Neraka tetap saja meminta jatah tambahan. Hingga Allah menaruhkan pada suatu tempat dari orang-orang kafir berikut negeri-negeri mereka di neraka sehingga menjadi penuh sesak. Ia berkata, “Qath, Qath,” maksudnya “Cukup, cukup”. Demikian karena orang Arab kerap mengucapkan lafazh “Al Qadam” dengan arti “tempat”. Allah berfirman, "LAHUM QADAMU SHIDQIN 'INDA RABBIHIM" maksudnya “mereka mempunyai tempat yang tinggi di sisi Tuhan”. Hadits di atas bukan berarti Allah menaruh telapak kaki-Nya ke dalam neraka dalam arti yang sesungguhnya. Allah Maha Suci dan Maha Tinggi dari sifat yang serupa dengan sifat tersebut. 591

Shahih Ibnu Hibban Nomer 268